Our World in Data: sektor energi penyumbang terbesar emisi GRK global, ancam krisis iklim

Jakarta – Data dari Our World in Data menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca (GRK) global mencapai hampir 50 juta ton karbon dioksida ekuivalen setiap tahunnya. Pada tahun 2020, total emisi GRK yang dihasilkan mencapai 47,06 juta ton karbon dioksida ekuivalen. Sektor energi sendiri menyumbang 73,2 persen dari total emisi ini, menjadikannya sektor terbesar penyumbang emisi GRK global.

Dengan semakin meningkatnya suhu bumi, dunia menghadapi ancaman krisis iklim yang semakin nyata. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh peningkatan emisi GRK, terutama dari sektor energi yang menjadi kontributor terbesar. Sektor energi mencakup berbagai aktivitas yang esensial bagi kehidupan manusia dan perekonomian dunia.

“Sektor ini meliputi konsumsi energi pada industri, transportasi, bangunan, produksi energi, serta energi untuk pertanian dan perikanan,” demikian dilaporkan dari Our World in Data, akhir Mei.

Sejak masa pra-industri pada abad ke-18, suhu bumi telah meningkat sekitar 1 derajat Celsius. Dalam upaya menahan kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius, negara-negara dunia sepakat dalam Perjanjian Paris 2015 untuk mengurangi emisi GRK.

Selain energi, sektor agrikultur, kehutanan, dan penggunaan lahan menyumbang 18,4 persen emisi GRK, industri 5,2 persen, dan sampah serta limbah 3,2 persen. Angka-angka ini menunjukkan bahwa meskipun energi adalah sektor utama, upaya pengurangan emisi harus mencakup berbagai sektor lainnya.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menegaskan pentingnya mengurangi emisi dari semua sektor untuk menghindari dampak terburuk krisis iklim.

Langkah-langkah global seperti Perjanjian Paris menunjukkan komitmen internasional untuk membatasi pemanasan global. Namun, tindakan konkret dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk mencapai target tersebut.

Dengan hampir tiga perempat emisi berasal dari sektor energi, transformasi besar-besaran dalam cara dunia memproduksi dan menggunakan energi menjadi sangat penting. Implementasi teknologi rendah karbon, efisiensi energi, dan penggunaan energi terbarukan adalah beberapa strategi yang harus diterapkan secara luas.

Krisis iklim yang semakin mengancam ini menuntut tindakan segera dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah. Hanya dengan langkah-langkah terpadu dan inovatif, dunia dapat berharap untuk menahan kenaikan suhu Bumi dan mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles