Jakarta – Sebuah inisiatif keuangan, Orange Movement, memimpin upaya untuk mengintegrasikan kesetaraan gender ke dalam aksi iklim dan pembangunan berkelanjutan. Dengan misi untuk menggalang dana sebesar USD 10 miliar pada tahun 2030, gerakan ini berupaya memberdayakan 100 juta perempuan, anak perempuan, penyandang disabilitas, dan kaum minoritas gender di seluruh dunia.
Sejak didirikan, Orange Movement telah memobilisasi dana sebesar USD 374 juta, memberikan dampak positif bagi 2,7 juta jiwa di Afrika, Amerika Latin, Asia, dan Oseania, demikian inisiatif ini mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, 12 Desember. Lebih dari 254.000 orang dari 71 negara telah menandatangani Orange Pledge, sebuah komitmen global untuk membentuk kembali pasar modal demi dunia yang berkeadilan gender dan berketahanan iklim.
Inti dari inisiatif ini adalah Orange Bonds, sebuah kelas aset baru yang diselaraskan dengan standar global untuk investasi berkelanjutan. Obligasi ini berfokus pada alokasi modal dan transparansi yang positif terhadap gender, dengan lebih dari 100 perusahaan yang tersertifikasi di bawah Orange Seal karena telah mendorong perubahan yang nyata.
Sebagai mitra utama, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) telah berkomitmen sebesar USD 10 juta selama empat tahun untuk memperluas ekosistem Orange Bond, dengan menekankan pada inisiatif yang dipimpin oleh perempuan dan pembangunan berkelanjutan.
Orange Movement, yang dipelopori oleh Impact Investment Exchange (IIX), terus memelopori perubahan sistemik, membawa komunitas yang kurang terlayani ke garis depan pasar global sembari memperjuangkan keberlanjutan dan kesetaraan. (nsh)
Foto banner: Durreen Shahnaz, CEO dan Pendiri Impact Investment Exchange (IIX) menyampaikan pidato pembukaannya pada acara Orange Forum di Singapura, Selasa, 10 Desember (sumber: Orange Movement/handout)