Jakarta – Dalam upaya mendukung target komitmen iklim Indonesia, ABB dan Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Nasional (MASKEEI) menggelar konferensi nasional (konfernas) yang dihadiri oleh eksekutif senior dan pemimpin industri dari berbagai sektor. Acara ini menekankan pentingnya efisiensi energi sebagai langkah kunci dalam mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon di Indonesia, sejalan dengan rekomendasi dari International Energy Agency (IEA).
Selain itu, konfernas ini menyoroti pentingnya strategi efisiensi energi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan komitmen iklim Indonesia. Lebih dari 45 persen daya listrik global saat ini digunakan untuk motor listrik di berbagai aplikasi, namun banyak di antaranya masih dioperasikan secara tidak efisien.
“Kami melihat kebutuhan mendesak untuk menerapkan teknologi efisiensi energi yang dapat memberikan manfaat signifikan dalam mengurangi konsumsi energi, menghemat biaya, dan meningkatkan keandalan energi,” ujar Chen Kang Tan, Vice President, Head of Motion, ABB di Indonesia, Rabu, 26 Juni.
Chen Kang Tan menjelaskan bahwa teknologi seperti high efficiency motor dan sistem kontrol variable speed drive dapat mengurangi penggunaan listrik secara global hingga 10 persen. “Jika lebih dari 300 juta sistem penggerak motor listrik industri yang ada diganti dengan mesin-mesin yang lebih efisien, kita dapat mencapai target iklim dan pengurangan emisi karbon dalam 10 tahun mendatang,” tambahnya.
Konferensi ini tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga pada kebijakan implementasi efisiensi energi dan tantangan yang dihadapi di lapangan. Melalui seminar dan diskusi, berbagai strategi dan rekomendasi akan didokumentasikan dan dipresentasikan kepada pemerintah baru untuk mendukung percepatan implementasi efisiensi dan konservasi energi.
Ketua MASKEEI, RM Soedjono Respati, menyambut baik kesempatan ini untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya efisiensi energi.
“Ada kebutuhan mendesak untuk menerapkan terobosan baru dalam rangka meningkatkan kualitas efisiensi energi, termasuk insentif pengadaan peralatan, teknologi efisiensi energi, standarisasi peralatan (SKEM), sertifikasi, serta peningkatan penelitian dan inovasi,” jelasnya.
Konferensi ini juga sejalan dengan Gerakan Efisiensi Energi (EEM), sebuah platform global yang diluncurkan oleh ABB pada tahun 2021 dan kini menjadi asosiasi independen dengan ABB dan Alfa Laval sebagai anggota pendiri.
Dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang pesat, Indonesia membutuhkan strategi efisiensi energi yang menyeluruh untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Teknologi efisiensi energi seperti high efficiency motor dan sistem kontrol variable speed drive dianggap sangat penting dalam mengurangi konsumsi energi.
“Teknologi ini telah tersedia dan dapat memberikan manfaat signifikan bagi berbagai sektor dengan cara membantu menurunkan kebutuhan energi, menghemat biaya, dan meningkatkan keandalan energi,” ujar Chen Kang Tan. (Hartatik)