Jakarta – Ketergantungan energi fosil di Indonesia masih terjadi hingga 50 tahun ke depan, menurut para pengamat. Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan bahkan lifting minyak dan gas akan terus berlanjut dan tidak akan berhenti.
Menurutnya, ketergantungan terhadap energi fosil ini terus meningkat dari tahun ke tahun, dan kebutuhan yang masih tinggi hingga 30-50 tahun ke depan. “Lifting minyak dan gas akan terus berlanjut dan tak akan berhenti. Meskipun sudah ada EBT (energi baru terbarukan), energi fosil masih dibutuhkan khususnya untuk industri petrochemical,” ujar Komaidi dalam rilis tertulis, .
Ia berharap industri migas nasional terus mempersiapkan diri. Tidak hanya terkait perubahan atau transisi energi yang menuntut Pertamina harus bisa beradaptasi dengan perubahan zaman.
Namun juga harus memperhatikan pemenuhan energi fosil yang akan terus berjalan sekitar 50 tahun mendatang. Dalam hal ini, energi fosil dan transisi energi harus dilakukan berimbang, untuk menjaga ketahanan energi nasional.
“Saya rasa kegiatan eksplorasi atau lifting migas akan terus berlangsung. Karena kebutuhan energi akan terus berlangsung terus menerus. Namun, kondisi itu memang harus diimbangi dengan energi terbarukan,” tukasnya. (Hartatik)
Foto banner: Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Lahendong, Sulawesi Utara berpotensi menjadi andalan dalam transisi energi dari energi fosil menjadi energi baru terbarukan. (Hartatik)