Investor Inggris dan Belanda lirik pembangkit listrik arus laut Indonesia

Jakarta – Dua perusahaan calon investor dari Inggris dan Belanda melirik pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut di Indonesia dan telah mengajukan proposal investasi, menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (20/9).

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menjelaskan, pembangit listrik tenaga arus laut yang dilirik perusahaan dari Inggris dan Belanda itu akan dibangun di laut Larantuka dan Laut Alor di Nusa Tenggara Timur serta arus laut di Selat Bali. Adapun prosesnya saat ini masih dibahas di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) serta PLN.

“Ada juga di Riau, beberapa tapi potensi kecil. Masih kami coba lihat,” ujar Dadan dalam keterangan tertulis.

Lebih lanjut, menurutnya, dari beberapa proposal investasi yang diterima, pemerintah sepakat untuk membuat satu proyek percontohan dengan skala komersial. Proyek ini diharapkan bisa menghasilkan listrik 5 – 10 Mega Watt (MW). Hal itu supaya daya setrum yang dijual sepadan dengan harga keekonomian proyek.

“Pemerintah sepakat minimal ada satu proyek percontohan komersial,” imbuhnya.

Dadan mengakui bahwa saat ini belum ada listrik yang dihasilkan dari energi arus laut. Alasannya, ada sejumlah kendala seperti aspek teknologi dan finansial.

Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Badan Litbang Kementerian ESDM pada 2016 mengolah data kecepatan arus di sejumlah selat potensial di perairan Indonesia.

“Arus laut berbeda dengan gelombang laut. Arus laut dipasang di dasar laut, seperti air mengalir. Gelombang kan terapung,” terang Dadan. Kecepatan arus yang besar umumnya di sekitar Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kecepatannya berkisar dari 0,6 hingga 3,5 meter per detik.

Kecepatan arus lebih dari 2 meter per detik terdapat di Selat Pantar, Lombok, Toyapakeh, Larantuka, Alas, Molo, Sunda, dan Boleng. Secara umum, tipe pasang surut (pasut) di perairan Indonesia adalah tipe pasang surut semi-diurnal yang artinya, dalam satu hari terdapat masing-masing dua kali pasang dan surut.

Arus laut terkuat yang tercatat di Indonesia yakni di selat antara Pulau Taliabu dan Pulau Mangole di Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara. Kecepatannya 5 meter per detik. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles