Indonesia, UEA perkuat kemitraan di sektor energi, EBT dan teknologi rendah emisi

Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) menegaskan komitmen bersama untuk mempererat hubungan bilateral di sektor energi dan sumber daya mineral. Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum Saling Pengertian (MSP) dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Abu Dhabi, Sabtu, 23 November.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa kemitraan strategis ini adalah bagian dari upaya menciptakan swasembada energi di Indonesia. “Kami optimis, dengan kemitraan ini, Indonesia akan menjadi pionir dalam sektor energi berkelanjutan yang tidak hanya bermanfaat secara nasional, tetapi juga global,” kata Presiden Prabowo.

Kesepakatan yang bertujuan mempercepat transisi energi, mengembangkan energi baru terbarukan (EBT), dan mendorong teknologi rendah emisi tersebut ditandatangani oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohammed Faraj Al Mazrouei.

Menurut Bahlil, MSP ini merupakan langkah penting untuk memperkuat hubungan strategis kedua negara, khususnya dalam mentransformasi sektor energi ke arah yang lebih berkelanjutan dan selaras dengan visi Indonesia menuju net-zero emissions pada 2060.

Kerja sama ini mencakup berbagai bidang, seperti pertukaran informasi kebijakan, pembiayaan proyek energi bersih, transfer teknologi inovatif, dan pengembangan sumber daya manusia. “Dengan dukungan UEA, kita dapat mempercepat pengembangan teknologi rendah emisi, seperti carbon capture and storage (CCS) dan hidrogen. Ini adalah langkah konkret untuk menjawab tantangan energi di masa depan,” tambahnya.

Kolaborasi Indonesia-UEA juga fokus pada pengembangan EBT, inisiatif dekarbonisasi, dan pengurangan emisi di sektor migas, baik hulu maupun hilir. Menteri Suhail Al Mazrouei menyebut bahwa UEA siap menjadi mitra strategis Indonesia dalam memimpin transformasi energi di kawasan.

“Kami melihat potensi besar Indonesia untuk menjadi pusat energi terbarukan di Asia Tenggara. Bersama-sama, kita dapat menciptakan dampak nyata bagi dunia,” kata Suhail.

Dalam implementasinya, kerja sama ini akan mencakup pengembangan biofuel, hidrogen hijau, serta integrasi teknologi inovatif untuk meningkatkan efisiensi energi. Selain itu, pelatihan tenaga kerja di sektor energi juga menjadi prioritas guna menciptakan sumber daya manusia yang siap menghadapi transformasi energi.

Kerja sama ini turut membuka peluang bagi badan usaha dari kedua negara untuk berkolaborasi dalam rantai pasok mineral. Fokus utama mencakup pengolahan mineral secara terintegrasi di sektor midstream dan downstream serta manufaktur berbasis teknologi rendah karbon. (Hartatik)

Foto banner: Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA), Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), di Qasr Al Watn, Abu Dhabi, pada Sabtu, 23 November 2024. (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr) ©2024 Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles