Jakarta – Komitmen Indonesia dalam membangun sekolah berkelanjutan semakin diperkuat dengan potensi kolaborasi bersama Provinsi Jeju, Korea Selatan. Dalam pertemuan bilateral di sela forum APEC Education Ministers Meeting ke-7, kedua pihak membahas kerja sama strategis di bidang energi terbarukan dan pengelolaan limbah, khususnya dalam konteks pendidikan dan lingkungan.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam keterangan resmi, usai pertemuan di Jeju, Selasa, 13 Mei, menyatakan kerja sama ini menyasar pada pemanfaatan tenaga surya dan energi ramah lingkungan untuk mendukung satuan pendidikan di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau listrik.
“Banyak sekolah di Indonesia, terutama di wilayah terpencil, belum memiliki akses listrik yang memadai. Dengan dukungan energi terbarukan dari Jeju, ini akan sangat membantu proses belajar mengajar,” ujar Abdul Mu’ti.
Provinsi Jeju dikenal luas karena sukses membangun sistem pengelolaan limbah yang modern dan efisien, serta penggunaan energi terbarukan dalam skala besar. Pengalaman tersebut menjadi daya tarik kerja sama bagi Indonesia, terutama untuk diterapkan dalam konteks sekolah ramah lingkungan.
“Model pengelolaan limbah dari Jeju sangat layak direplikasi, terutama di daerah yang sudah menjalankan pilot project sekolah hijau seperti di Bontang, Kalimantan Timur,” lanjut Mu’ti.
Dia menambahkan, kerja sama ini juga berpotensi memperluas pemahaman siswa mengenai praktik keberlanjutan dan membentuk budaya ramah lingkungan sejak dini melalui kurikulum.
Menanggapi tawaran kerja sama tersebut, Gubernur Provinsi Jeju Oh Young-hun mengungkapkan antusiasmenya untuk mendukung Indonesia dalam mengembangkan infrastruktur energi bersih di sektor pendidikan.
“Kami sangat tertarik melihat teknologi energi terbarukan yang kami kembangkan bisa diadopsi di negara lain, termasuk Indonesia,” kata Oh.
Oh menyebutkan bahwa Jeju juga terbuka untuk transfer teknologi, termasuk pelatihan teknis serta dukungan perangkat infrastruktur energi surya dan biomassa yang telah terbukti sukses digunakan di provinsinya.
Peluang kolaborasi di pendidikan vokasi
Selain penguatan sekolah ramah lingkungan, kerja sama ini juga membuka jalan bagi peningkatan mutu pendidikan vokasi di Indonesia. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Toni Toharudin, menyampaikan bahwa teknologi dan praktik terbaik dari Jeju dapat diadopsi dalam program pelatihan vokasional.
“Jeju punya pengalaman bagus dalam menerapkan energi terbarukan berbasis komunitas. Kami melihat peluang kerja sama ini bisa menjadi proyek percontohan untuk pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan masa depan,” kata Toni.
Program ini akan terintegrasi dalam kerangka besar sekolah ramah lingkungan yang menggabungkan aspek kurikulum, budaya sekolah, dan tata kelola berbasis keberlanjutan.
Kolaborasi antara Indonesia dan Jeju ini menegaskan pentingnya kemitraan internasional dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya di sektor pendidikan dan lingkungan. Pemerintah Indonesia optimistis bahwa kerja sama ini akan menjadi model inspiratif bagi pengembangan infrastruktur pendidikan hijau di kawasan Asia-Pasifik. (Hartatik)
Foto banner: https://muhammadiyah.or.id