Indonesia akan bangun PLTS terbesar di Asia Tenggara

Indonesia akan segera memulai pembangunan ‘pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di Asia Tenggara’ setelah mencapai financial close dengan sindikasi tiga bank internasional untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 145 MWAc seluas sekitar 200 hektar di Waduk Cirata, Jawa Barat.

Kesepakatan financial close dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale, dan Standard Chartered Bank dicapai pada 2 Agustus 2021 dengan nilai investasi sekitar US$ 140 juta.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan pembangkit listrik energi terbarukan ini segera mulai dibangun dan ditargetkan dapat beroperasi secara komersial sesuai jadwal pada akhir tahun 2022. “Kehadiran PLTS Terapung Cirata akan menjadi revolusi dalam mengembangkan EBT (energi baru dan terbarukan) di dalam negeri, mengingat pembangkit ini mampu mengimbangi 214.000 ton emisi karbon dioksida,” katanya dalam konferensi pers virtual.

PLTS Floating Cirata akan dijalankan oleh PMSE (Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi), sebuah perusahaan proyek yang dibentuk oleh konsorsium anak perusahaan PLN, dengan 51% saham dimiliki oleh PT Pembangkitan Jawa Bali Investment (PJBI) dan 49% saham dimiliki oleh Masdar , sebuah perusahaan Uni Emirat Arab.

PLN mengatakan, pembangkit listrik tenaga surya terapung ditargetkan menghasilkan energi 245 juta kWh per tahun dan akan memasok listrik ke 50.000 rumah dan mempekerjakan hingga 800 pekerja.

Dalam komitmen yang ditentukan secara nasional (nationally determined commitment/NDC), Indonesia menargetkan pengurangan emisi GRK sebesar 29% dan hingga 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia menargetkan untuk melakukan ‘transisi signifikan sektor energi dengan meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam bauran energi, meningkatkan efisiensi energi, mengurangi konsumsi batubara dalam jumlah besar’.

Sebelumnya pada Mei 2021, PLN mengumumkan akan meningkatkan investasi dalam pengembangan energi baru dan terbarukan untuk mendorong target mencapai nol emisi (net zero emission) pada tahun 2060. PLN sering membeli listrik dari produsen swasta, meskipun perusahaan BUMN ini memegang monopoli pada transmisi dan distribusi listrik untuk seluruh negeri.

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles