Jakarta – PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PLN Indonesia Power, resmi mengoperasikan Stasiun Pengisian Hidrogen (HRS) pertama di Indonesia yang berlokasi di Senayan, Jakarta.
Kehadiran HRS ini menjadi tonggak sejarah baru dalam transisi energi di Indonesia, khususnya dalam sektor transportasi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, biaya pengisian daya hidrogen untuk kendaraan jauh lebih murah dibandingkan dengan bensin dan listrik.
“Biaya pengisian hidrogen di HRS Senayan hanya sekitar Rp276 per kilometer. Bandingkan dengan bensin yang mencapai Rp1.300 per kilometer,” ungkap Darmawan.
Harga hidrogen hijau ini bahkan lebih kompetitif dibandingkan dengan kendaraan listrik. Biaya pengisian daya kendaraan listrik di level Rp 350- Rp 400 per kilometer, sedangkan tarif ultra fast charging mencapai Rp 555 per kilometer.
“Keunggulan hidrogen hijau lainnya adalah ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas buang. Ini sejalan dengan komitmen PLN untuk mencapai emisi karbon netral di tahun 2060,” imbuh Darmawan dalam keterangan resmi, Rabu, 21 Februari.
HRS Senayan memiliki kapasitas produksi hidrogen hijau sebesar 203 ton per tahun. Dari jumlah tersebut, 128 ton dialokasikan untuk sektor transportasi, yang setara dengan kebutuhan energi untuk 438 mobil per tahun.
“Penggunaan hidrogen hijau untuk transportasi ini dapat menghemat konsumsi BBM hingga 1,59 juta liter dan menurunkan emisi CO2 hingga 4,15 juta kilogram per tahun,” jelas Darmawan.
PLN berkomitmen untuk terus mengembangkan infrastruktur dan teknologi hidrogen hijau di Indonesia. Ke depannya, PLN akan membangun HRS di beberapa lokasi strategis di Indonesia, seperti di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Medan. (Hartatik)