Flores resmi jadi pulau panas bumi, dorong target bauran EBT

Jakarta – Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), resmi ditetapkan sebagai Pulau Panas Bumi (Geothermal Island) oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui SK Menteri ESDM No. 2268 K/MEM/2017. Ketua Energy Institute for Transition (EITS), Godang Sitompul, menyatakan dukungannya terhadap penetapan ini, menegaskan bahwa langkah tersebut sejalan dengan peta jalan percepatan bauran energi terbarukan yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 112/2022.

“Kami menemukan bahwa proses transisi energi sektor ketenagalistrikan di Flores sudah selaras dengan pengembangan potensi panas bumi di Ulumbu, Kabupaten Manggarai,” ujar Godang dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 24 Juli.

Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Manggarai telah menghasilkan daya listrik hingga 40 megawatt (MW).

“Penambahan jaringan listrik di Poco Leok untuk pengembangan PLTP Ulumbu 5-6 harus segera dilakukan agar pasokan listrik memadai,” tambahnya.

Godang menjelaskan bahwa pengembangan pembangkit listrik ramah lingkungan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tercantum dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, yang memprioritaskan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 51 persen.

EITS juga menilai pengembangan PLTP layak dilakukan di lokasi yang memiliki potensi panas bumi guna membantu ketersediaan listrik di wilayah tersebut.

“Aspek pengembangan masyarakat juga menjadi perhatian khusus para pengembang panas bumi,” tegas Godang.

Ia berharap masyarakat setempat mendukung keberadaan pembangkit listrik panas bumi demi menghasilkan listrik yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi kehidupan mereka.

Selain itu, PLN sebagai pengembang sektor pembangkitan panas bumi di Flores, telah membina sejumlah kelompok tani di sekitar kawasan PLTP Ulumbu. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian petani dan memperkaya komoditas hasil tani di wilayah kerja panas bumi.

“Dengan demikian, listrik yang dihasilkan bisa dimanfaatkan bersama untuk kehidupan yang lebih baik dan ramah lingkungan,” pungkas Godang. (Hartatik)

Foto banner: Sistem vulkanik di Islandia Selatan (Hornstrandir1/Wikimedia Commons)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles