ESDM: Indonesia bisa hasilkan 4 terawatt energi hijau, dengan PLTS terapung sebagai andalan

Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam energi hijau yang mencapai 4 terawatt (TW) atau sekitar 3.687 gigawatt (GW), namun potensi besar ini masih belum dimanfaatkan secara optimal.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Eniya Listiani Dewi, memaparkan rincian potensi ini dalam acara Green Economic Forum 2024, Kamis, 30 Mei. Menurutnya, energi surya memiliki potensi terbesar di antara sumber energi terbarukan lainnya di Indonesia, mencapai 3.294 GW.

Eniya menjelaskan bahwa dari potensi besar ini, yang paling besar adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) “karena diharapkan bukan hanya darat tapi juga floating PV juga termanfaatkan”. Menurutnya, pengembangan PLTS sangat menjanjikan, terutama PLTS Terapung di atas laut.

Saat ini, Kementerian ESDM sedang mengkaji pengembangan PLTS Terapung di Cilamaya yang berpotensi menghasilkan 2 GW. Eniya mengatakan bahwa walau potensinya besar, tapi instalasi hanya sekitar 537 MW.

“GW pun belum. Kita launch kuota PLTS Atap ada tambahan 1,5 GW dan floating di bendungan kita akselerasi 14 GW, tinggal kita manfaatkan semaksimal mungkin,” ujarnya.

Selain energi surya, Indonesia juga memiliki potensi energi tenaga hidro sebesar 95 GW, meski kapasitas terpasang saat ini baru mencapai 6,7 GW.

“Angin sedikit lebih besar sekitar 155 GW. Angin banyak yang belum tersentuh. Jadi kita punya potensi besar di Kalimantan, … lalu di Sulawesi Selatan. Wilayah itu target pemanfaatan angin. Saat ini sangat kecil,” tambah Eniya.

Tantangan lain dalam pengembangan energi bersih di Indonesia adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

“Panas bumi selalu terkendala lokasinya, kita kan ring of fire, dari seluruh Sumatera sampai timur (Indonesia). Itu pemanfaatan panas bumi sangat kecil. Potensi 23 GW, tapi baru 2.000 MW. Ini pun masih banyak investor yang saya sering dengar coba ganti mindsetnya. Kalau daerah tertentu, itu punya potensi panas bumi besar tetapi karena penduduk di sekitarnya kecil alias demand kecil itu tidak bankable,” kata Eniya. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles