Empat perusahaan listrik ASEAN tingkatkan interkoneksi sistem antarnegara

Jakarta – Empat perusahaan listrik ASEAN duduk bersama membahas peluang interkoneksi antarnegara dalam acara ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41 di Bali. Keempat perusahaan listrik tersebut meliputi Perusahaan Listrik Negara (PLN), Tenaga Nasional Berhad (perusahaan listrik asal Malaysia), Électricité du Laos (perusahaan listrik asal Laos) dan Electricity Generating Authority of Thailand/EGAT (perusahaan listrik asal Thailand).

Dalam sambutannya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan di tengah pencapaian target transisi energi dan pengurangan emisi global seluruh negara-negara anggota ASEAN sepakat bahwa ketahanan energi di atas segalanya yang antara lain diwujudkan dengan membangun konektifitas antarnegara.

“Sistem interkoneksi ini bisa menjadi tulang punggung (backbone) jika suplai listrik di sebuah wilayah berlebih, maka dapat dialirkan sesuai dengan kebutuhan kawasan,” ujar Arifin dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, interkonektivitas antarnegara ASEAN tersebut bisa diwujudkan melalui Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP) dan ASEAN Power Grid (APG). Sistem interkoneksi kelistrikan ini penting untuk energi ASEAN yang berkelanjutan.

Interkoneksi EBT

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memaparkan, sistem interkoneksi di ASEAN bukan hal yang baru bagi PLN. Indonesia dan Malaysia sudah membuat langkah agresif dengan menghubungkan sistem Kalimantan dengan Sabah. Namun, pengembangan interkoneksi ini memang perlu dilakukan apalagi di tengah tantangan pengembangan energi bersih.

“Dengan adanya perencanaan ambisius mengenai pengembangan pembangkit EBT dalam skenario Transisi Energi Indonesia, maka inisiatif ini juga mampu meningkatkan fleksibilitas pasokan dan permintaan di sektor kelistrikan,” beber Darmawan.

Pada kesempatan sama, President and Chief Executive Officer of Tenaga Nasional Berhad Dato’ Indera Ir Baharin menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, rencana interkoneksi sistem listrik ini merupakan peluang investasi ke depan. Meski membutuhkan alokasi anggaran yang tak sedikit, namun dengan kolaborasi yang kuat maka bisa menjadi peluang yang menguntungkan bagi seluruh negara.

“Iklim investasi yang menarik, dan juga daya tarik secara pengembalian modal menjadi tantangan tersendiri. Meski memang model interkoneksi ini sukses diterapkan di Eropa. Peluang kolaborasi ini akan bisa ditingkatkan,” terang Baharin. (Hartatik)

Foto banner: Menteri energi di Asia Tenggara mengikuti ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41 di Bali, Kamis (24/8). (Sumber: Kementerian ESDM)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles