Johor Bahru – Global Mangrove Alliance (GMA), sebagai langkah untuk melindungi ekosistem hutan mangrove di Malaysia, meluncurkan Cabang Nasional Malaysia dan meresmikan Dana Konservasi Hutan Mangrove pada acara Asia-Pacific Climate Week (APCW) 2023, panitia APCW mengabarkan dalam siaran pers.
Dana Konservasi Mangrove, inisiatif perdana GMA, akan memfokuskan upaya awalnya untuk mendanai kegiatan konservasi mangrove di negara bagian Johor, Malaysia. Berkolaborasi dengan badan-badan negara bagian dan federal, termasuk Departemen Kehutanan Johor, GMA akan memanfaatkan keahlian para profesional teknis dari Institut Oseanografi dan Lingkungan Hidup, Universiti Malaysia Terengganu (INOS-UMT), dan Universiti Putra Malaysia Consulting & Services (UPMCS) untuk mengidentifikasi dan merestorasi hutan mangrove yang membutuhkan.
Akhramsyah Muammar Ubaidah Sanusi, salah satu pendiri GMA Malaysia National Chapter dan mitra pendiri Kitaran Tabah, mengatakan pada saat peluncuran: “Pekerjaan perintis yang tak ternilai dalam mengukur penyerapan karbon, mencatat keanekaragaman hayati mangrove, dan memahami manfaat yang saling terkait bagi masyarakat yang berasal dari perlindungan dan pelestarian hutan mangrove telah dilakukan saat ini. Upaya-upaya ini akan dapat melangkah lebih jauh dengan dibentuknya GMA”.
Hutan mangrove telah mendapatkan pengakuan yang semakin meningkat atas peran penting mereka dalam ekosistem karbon biru. Hutan mangrove di Johor, yang luasnya sekitar 20.000 hektar, memiliki nilai karbon biru sebesar US$900 per hektar. Karbon biru, yang tersimpan dalam ekosistem pesisir seperti hutan mangrove, rawa pasang surut, dan padang lamun, sangat penting dalam memitigasi perubahan iklim dengan cara menyerap dan menyimpan karbon dioksida.
Peluncuran Dana Konservasi Mangrove bertujuan untuk memperluas konservasi mangrove di lahan kecil dengan mendapatkan pendanaan dari perusahaan, investor, dan lembaga keuangan.
GMA, sebuah LSM independen internasional yang didedikasikan untuk melestarikan, mengkonservasi, dan meremajakan hutan mangrove di seluruh dunia, mengungkapkan bahwa Cabang Nasional Malaysia terdiri dari 20 anggota pendiri, termasuk akademisi, aktivis LSM, dan anggota organisasi global yang secara aktif terlibat di Malaysia. Tujuan dari cabang ini termasuk membina aliansi dengan institusi pendidikan tinggi dan terlibat dengan pemerintah dan perusahaan yang berpikiran sama, baik di tingkat lokal maupun internasional. (nsh)