Anggota DPR: Konversi motor listrik 2024 gagal, realisasi kurang dari 1%

Jakarta – Program konversi motor konvensional menjadi motor listrik yang digulirkan pemerintah sejak tahun 2023 dinilai belum membuahkan hasil yang diharapkan, menurut seorang anggota DPR RI. Dari data yang dirilis, tercatat hanya 495 unit motor yang berhasil dikonversi sepanjang tahun lalu, atau kurang dari satu persen dari target awal yang dipatok pemerintah sebesar 50 ribu unit.

Anggota Komisi VII DPR RI, Diah Nurwitasari dalam keterangan resminya mengatakan bahwa “kalau target tidak tercapai, ada tingkat kewajaran. Tapi kalau jauh banged (sangat jauh), ada ketidakseriusan atau hambatan segede gunung sampai realisasi tidak sampai 1%”.

Dia mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menjalankan program ini, terutama mengingat jumlah anggaran yang tersisa cukup besar.

“Konversi motor menyisakan anggaran Rp 349,75 miliar tidak terserap. Itu bukan serupiah dua rupiah, sayang dari sisi perencanaan alokasi anggaran besar tapi nggak terserap sisa anggarannya Rp 349 miliar lebih. Ini perencanaan tidak pas atau pelaksanaan kurang serius atau apa?”, tegas Diah.

Sementara itu, rencana pemerintah untuk melanjutkan program konversi dengan target yang sangat rendah juga menuai kritik. Anggota Komisi VII, Ratna Juwita Sari menyatakan bahwa program yang sudah gagal sebaiknya tidak dipaksakan.

“Kalau program tidak bisa dilaksanakan, hapus aja. Dipakai 10 unit ini menurut saya ini kayak guyonan apa gimana ya,” ujarnya.

Meski berbagai promosi dan insentif telah diberikan, minat masyarakat terhadap program ini masih rendah. Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menyoroti tantangan eksekusi program konversi motor listrik, terutama terkait infrastruktur dan syarat administrasi yang harus dipenuhi masyarakat.

“Kebanyakan motor-motor tua statusnya nggak legal, bodong,” jelasnya.

Pemerintah pun fokus pada persiapan infrastruktur pendukung dan peningkatan kemudahan dalam proses konversi serta legalitas kendaraan.

“Kemampuan bengkel sudah cukup mengagumkan, sudah bisa mengkonversi dalam tempo 3 jam 4 jam untuk 1 kendaraan. Mudah-mudahan ini bisa bergerak,” ungkap Arifin.

Meski demikian, tantangan dan kendala yang masih terjadi dalam implementasi program konversi motor listrik ini menunjukkan bahwa langkah-langkah lebih lanjut perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan keberhasilan program tersebut di masa mendatang. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles