Jakarta – Sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa sebagian besar bank global belum siap menghadapi ancaman krisis iklim yang semakin nyata. Menurut studi yang dilakukan oleh Climate X, sebuah perusahaan analisis risiko iklim, 88 persen dari 50 bank komersial terkemuka di dunia tidak memiliki kesiapan yang memadai dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang berpotensi mengganggu operasional dan bisnis mereka.
Laporan berjudul “The Top 50 Banks in the World Tackling Adaptation (2024)”, dirilis 15 Oktober 2024, di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak perubahan iklim di sektor keuangan, mengungkap adanya kesenjangan besar dalam kesiapan bank-bank global untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.
Temuan tersebut mencatat bahwa bank-bank yang berbasis di Eropa dan Inggris tampil lebih baik dalam hal kesiapan adaptasi, sebagian besar berkat regulasi yang lebih ketat. Namun, bank-bank di Amerika Utara dan Australia masih tertinggal dalam menyiapkan diri untuk menghadapi risiko terkait iklim.
CEO Climate X, Lukky Ahmed menjelaskan pentingnya adaptasi iklim dalam dunia perbankan. “Adaptasi iklim bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi sektor keuangan. Laporan kami menunjukkan bahwa meskipun beberapa bank telah mulai mengambil langkah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia yang semakin panas, mayoritas bank masih harus menempuh perjalanan yang panjang,” ujar Ahmed.
Studi ini menggunakan 17 indikator kualitatif yang mengevaluasi strategi adaptasi iklim dari masing-masing bank, termasuk penyelarasan strategis, implementasi, dan pemantauan kemajuan. Kamil Kluza, COO Climate X, menambahkan bahwa sebagian besar bank belum memiliki metrik yang jelas untuk mengukur dampak adaptasi terhadap iklim.
“Banyak bank belum menetapkan strategi pinjaman yang mendukung masyarakat dan bisnis yang terkena dampak perubahan iklim. Transparansi dan tindakan mereka masih sangat terbatas,” jelas Kluza.
Laporan tersebut menyoroti bahwa peran bank dalam mendanai ketahanan dan adaptasi iklim menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya frekuensi bencana iklim dan perubahan lingkungan yang progresif. Sementara sektor keuangan selama ini berfokus pada mitigasi, adaptasi dinilai sebagai langkah krusial untuk melindungi perekonomian dari dampak perubahan iklim yang tak terhindarkan.
“Sangat penting bagi bank untuk memasukkan adaptasi ke dalam proses pengambilan keputusan strategis mereka dan menciptakan produk serta layanan yang mendukung ketahanan ekonomi,” tambah Ahmed.
Jika bank-bank ini terus menunda tindakan, konsekuensinya tidak hanya akan berdampak pada sektor keuangan mereka sendiri, tetapi juga pada ekonomi global secara keseluruhan. Laporan Climate X ini menyoroti ancaman yang semakin nyata bagi ekonomi global jika sektor perbankan tidak segera beradaptasi dengan perubahan iklim. Dengan krisis iklim yang semakin mendesak, bank-bank di seluruh dunia dihadapkan pada tanggung jawab besar untuk memainkan peran utama dalam mendukung ketahanan dan adaptasi ekonomi global. (Hartatik)