Teknologi dan infrastruktur, tantangan pengembangan panas bumi

Jakarta – Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) mengatakan upaya pemanfaatan energi panas bumi cenderung terhambat oleh keterbatasan teknologi, walaupun Indonesia adalah salah satu negara berpotensi terbesar dalam energi panas bumi.

Ketua Umum API Julfi Hadi menggarisbawahi bahwa meskipun Indonesia telah memiliki pengalaman lebih dari empat dekade dalam pengembangan panas bumi, tantangan komersialisasi tetap menjadi kendala utama.

“Margin proyek panas bumi yang tinggi membuat tarif energi panas bumi lebih mahal dibandingkan energi fosil seperti batubara,” ungkap Julfi dikutip dari YouTube IDX Channel, Selasa, 19 Maret.

Salah satu hambatan signifikan lainnya adalah ketergantungan terhadap pasokan luar negeri dalam rantai pasok panas bumi. “Indonesia saat ini tidak memiliki turbin panas bumi,” tambahnya.

Dengan demikian, menurut Julfi, tantangan utama dalam mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia adalah pembaruan teknologi serta pembangunan infrastruktur yang mendukung.

Menanggapi hal ini, API merencanakan untuk mempercepat proses commercial operation date (COD) dengan memulai pengurangan risiko eksplorasi lebih awal. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi hambatan dalam pengembangan proyek panas bumi, yang selama ini dihadapkan pada risiko tinggi. Selain itu, potensi panas bumi tidak hanya menjadi alternatif vital dalam mengurangi emisi, tetapi juga dapat menjadi pendorong utama dalam transisi energi.

Evita Legowo, seorang Senior Fellow dari Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), menyatakan bahwa panas bumi memiliki keunggulan signifikan dalam hal emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber energi konvensional seperti minyak, gas, dan batu bara.

Namun, upaya untuk memanfaatkan potensi panas bumi dan bioenergi sebagai sumber utama listrik di Indonesia tidak terlepas dari perlunya regulasi yang ketat. Evita menekankan pentingnya penegasan regulasi terkait penggunaan bioenergi untuk menghindari dampak negatif seperti eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam.

Dengan demikian, meskipun tantangan teknologi dan infrastruktur masih ada, potensi panas bumi dan bioenergi tetap menjadi fokus utama dalam upaya Indonesia untuk meningkatkan diversifikasi sumber energi dan mengurangi dampak lingkungan negatif. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles