Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa PT Badak Natural Gas Liquefaction (NGL) akan mengaktifkan kembali salah satu fasilitas pengolahan gas alam cair (LNG) di Kilang Gas Bontang, Kalimantan Timur. Fasilitas yang diaktifkan adalah Train F, yang akan digunakan untuk memproses gas yang dihasilkan dari sumur Geng North-1 di Blok North Ganal.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan bahwa reaktivasi Train F di Kilang Bontang merupakan langkah strategis untuk menyerap produksi gas sebesar 1.200 mmscfd dari Blok North Ganal, yang dioperasikan oleh perusahaan energi asal Italia, ENI.
“Train F di Kilang Bontang akan diaktifkan kembali karena fasilitas tersebut masih dalam kondisi baik dan siap digunakan. Kami telah meminta untuk merumuskan program dan anggaran yang diperlukan untuk reaktivasi ini,” ujar Arifin dalam keterangan resmi, Kamis, 15 Agustus.
Menurut Arifin, setiap train di Kilang Bontang memiliki kapasitas produksi rata-rata 400 mmscfd. Dengan dioperasikannya kembali Train F, kapasitas pengolahan gas di Kilang Bontang akan meningkat secara signifikan.
Kilang Gas Bontang memiliki tiga train yang beroperasi, yaitu Train G dan Train H yang masing-masing memiliki kapasitas 400 mmscfd, sementara Train E standby untuk menerima tambahan pasokan gas.
“Saat ini ada dua train yang beroperasi, dan satu train lainnya, yaitu Train E, siap diaktifkan jika ada tambahan gas yang masuk,” tambah Arifin.
Jika semua train di Kilang Bontang beroperasi secara penuh, total kapasitas pengolahan gas akan mencapai 1.600 mmscfd. Namun, saat ini kapasitas produksi yang digunakan baru mencapai 600 mmscfd dari total kapasitas 800 mmscfd yang tersedia.
Kilang Gas Bontang awalnya memiliki delapan train, dari Train A hingga Train H. Namun, saat ini hanya tiga train yang aktif, yaitu Train E, G, dan H, yang menerima pasokan gas dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) di Kalimantan Timur.
Dengan reaktivasi Train F, diharapkan Kilang Bontang dapat memaksimalkan kapasitas pengolahan gasnya dan mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi dan efisiensi pengolahan gas alam cair di Indonesia. (Hartatik)
