Tokoh pemuda Indonesia bergabung dengan kelompok penasihat iklim PBB

Zagy Yakana Berian, Pendiri Society of Renewable Energy, Perwakilan SDG 7 Youth – East and Southeast Asia Regional Focal Point, memberikan pernyataan pada Global Stocktaking Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menandai berakhirnya Dekade Energi Berkelanjutan untuk Semua, guna semakin mempercepat pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 7 dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (2014–2024). (Sumber: UNIC Indonesia)

Jakarta – Advokat iklim Indonesia, Zagy Berian, telah ditunjuk untuk bergabung dalam Kelompok Penasihat Pemuda untuk Perubahan Iklim (Youth Advisory Group on Climate Change) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang merupakan orang Indonesia pertama dan satu-satunya dari Asia Tenggara di antara 14 anggota kelompok tersebut, demikian Pusat Informasi PBB (UNIC) di Jakarta, Selasa, 12 Agustus.

Kelompok ini, yang diperluas dari tujuh anggota menjadi 14 anggota tahun ini, memberikan saran praktis dan perspektif yang beragam kepada Sekretaris Jenderal António Guterres untuk mempercepat aksi iklim global. Pengumuman yang dibuat pada Hari Pemuda Internasional ini muncul di saat berbagai negara mempersiapkan rencana iklim baru yang selaras dengan target 1,5°C Perjanjian Paris. Sekretaris Jenderal PBB mengatakan bahwa langkah ini berarti “lebih banyak ruang bagi kepemimpinan pemuda, dan lebih banyak ruang untuk membentuk aksi iklim. Kepada anak muda di seluruh dunia, jangan menyerah!”

“Advokasi tanpa kenal takut dari anak muda telah menjadi pendorong utama dalam perjuangan melawan krisis iklim,” kata Guterres.

Zagy Berian (tengah) dalam rangka pelatihan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang digunakan untuk pengairan dan penyimpanan cold storage untuk hasil pertanian di Desa Pati bersama Desabumi (Sumber: UNIC Indonesia)

Zagy, pendiri Masyarakat Energi Terbarukan, telah memobilisasi kaum muda di seluruh Indonesia untuk mempromosikan energi bersih dan keadilan iklim. Kiprahnya mencakup inisiatif akar rumput, termasuk pendidikan energi terbarukan bagi para petani di Jawa Tengah, hingga peran internasional dengan forum pemuda G20 dan ASEAN.

“Bagi saya, ini berarti mendorong aksi iklim yang luar biasa melalui kolaborasi, sambil memastikan setiap suara didengar dalam membentuk masa depan global yang lebih adil dan berkelanjutan,” kata Zagy.

Kelompok baru ini mencakup perwakilan dari 13 negara lainnya, mulai dari Barbados hingga Bangladesh, Brasil hingga Polandia. (nsh)

Foto banner: Zagy Berian dalam rangka pelatihan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang digunakan untuk pengairan dan penyimpanan cold storage untuk hasil pertanian di Desa Pati bersama Desabumi (Sumber: UNIC Indonesia)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles