Jakarta – Perusahaan pengemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Satyamitra Kemas Lestari (SMKL), menyadari bahwa pengemasan modern menggunakan banyak sumber daya dan memiliki dampak yang merugikan bagi lingkungan. Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dan dengan teguh mengikuti prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola yang ketat (ESG), perusahaan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi masalah tersebut.
SMKL memasang sel surya di pabrik barunya di Balaraja, yang diharapkan dapat mengurangi penggunaan listrik yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil antara 5% hingga 8%, kata direkturnya Herryanto Hidayat.
Perusahaan secara bertahap mengganti boiler yang menggunakan batu bara dengan yang menggunakan gas, mengganti armada transportasi dengan yang sesuai dengan standar emisi EURO 4, dan menggunakan bahan bakar biomassa di pabrik barunya yang sedang dibangun di Jepara, tambah Herryanto.
Dalam pengelolaan limbah, SMKL mendaur ulang kertas bekas, membatasi limbah kertas hingga 1% dari total bahan baku. Seluruh pabriknya juga dilengkapi dengan fasilitas pengolahan limbah B3, sedangkan limbah batu baranya dikirim untuk diolah di fasilitas yang dioperasikan oleh pihak ketiga yang berlisensi.
Perusahaan memastikan bahwa antara 60% dan 70% bahan baku dipasok oleh produsen kertas bersertifikat FSC. Sementara itu, ia menyatakan bahwa perusahaan mendapatkan pulp murni dari sumber yang legal dan berkelanjutan.
Perusahaan yang telah berkecimpung dalam rantai nilai pengemasan terintegrasi selama 18 tahun ini memproduksi 120.000 ton corrugated, 60.000 ton offset, 30.000.000 ton rigid, dan 40.000 ton kotak pra-cetak setiap tahunnya.
Suka atau tidak, gaya hidup modern kita masih membutuhkan industri pengemasan. (I Made Sentana)
Foto banner: Sarah Chai/pexels.com