PLN EPI, BEG, dan Kelompok G7 Polandia teken MoU untuk tingkatkan ekspor biomassa Indonesia

Jakarta – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), anak usaha PT PLN (Persero) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Biomassa Energi Group (BEG) dan G7 Group Sp. z.o.o. asal Polandia untuk mengembangkan bisnis biomassa dari hulu hingga ekspor, PLN EPI mengabarkan Senin, 13 Oktober.

Kesepakatan tersebut meliputi kerja sama penguatan rantai pasok biomassa nasional, perdagangan cangkang sawit (Palm Kernel Shell/PKS), serta pembangunan pabrik pellet tandan buah kosong (Empty Fruit Bunch/EFB) berorientasi ekspor ke pasar Asia dan Eropa.

Direktur Biomassa PLN EPI Hokkop Situngkir menegaskan, langkah ini menjadi bagian dari strategi besar PLN EPI dalam mendukung transisi energi nasional dan membuka peluang ekonomi hijau bagi Indonesia.

“Potensi biomassa kita mencapai sekitar 130 juta ton per tahun, namun yang dimanfaatkan masih kecil. Melalui kerja sama ini, kami ingin mengubah potensi tersebut menjadi peluang konkret, baik untuk mendukung dekarbonisasi sistem listrik nasional maupun memenuhi permintaan energi hijau global,” ujar Hokkop.

Menurut Hokkop, PLN EPI kini tidak hanya berfokus sebagai penyedia energi primer domestik, melainkan juga tengah memperluas bisnis “Beyond kWh” dengan masuk ke pasar perdagangan biomassa internasional dan ekspor bahan bakar berkelanjutan.

“Kami memastikan pasokan biomassa dalam negeri tetap aman untuk kebutuhan cofiring pembangkit PLN, sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap ekonomi rendah karbon dunia,” jelasnya.

Dari pihak mitra, Penasihat Hukum G7 Group Sp. z.o.o., Rogowski Wojciech, menyambut positif kerja sama tersebut. Ia menilai Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain utama di pasar biomassa global, seiring meningkatnya permintaan energi terbarukan di Eropa dan Asia.

“Kami percaya Indonesia memiliki semua faktor penting untuk menjadi pemimpin pasar biomassa dunia. Bahkan sebelum MoU ini diteken, kami sudah menyiapkan strategi jangka panjang untuk mengamankan pangsa pasar ekspor,” tutur Rogowski.

Rogowski mengungkapkan, pabrik EFB pellet pertama hasil kolaborasi PLN EPI, BEG, dan G7 Group akan mulai beroperasi pada Februari 2026 dengan kapasitas awal 120.000 ton per tahun. Dalam tahap berikutnya, lima pabrik tambahan akan dibangun dengan kapasitas serupa atau lebih besar di berbagai wilayah potensial Indonesia.

“Dengan ekspansi ini, total kapasitas ekspor biomassa Indonesia bisa mencapai hingga 3 juta ton per tahun. Kolaborasi dengan PLN EPI memberi nilai tambah besar dari sisi kredibilitas dan kepercayaan internasional,” kata Rogowski. (Hartatik)

Foto banner: Gambar dibuat oleh DALL-E OpenAI melalui ChatGPT (2024)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles