Indonesia prioritaskan perlindungan anak-anak rentan dampak iklim

Jakarta – Pemerintah Indonesia meningkatkan fokus pada perlindungan anak-anak yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, mengingat kelompok ini paling terdampak dalam aspek kesehatan dan kesejahteraan mereka. Pemerintah juga berupaya melibatkan generasi muda dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan iklim. Hal ini disampaikan oleh Novia Widyaningtyas, Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bidang Industri dan Perdagangan Internasional, dalam diskusi di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP29 di Baku, Azerbaijan, Senin, 18 November.

Menurut Novia, Indonesia telah menginisiasi Analisis Lanskap Iklim untuk Anak-anak, yang bertujuan mengidentifikasi risiko perubahan iklim terhadap kesejahteraan anak-anak, terutama mereka yang tinggal di wilayah terpencil atau dalam keluarga dengan ekonomi lemah.

“Anak-anak adalah kelompok yang paling bergantung pada dukungan orang dewasa. Ketika kondisi sosial ekonomi keluarga terganggu oleh perubahan iklim, pertumbuhan dan kesehatan anak juga akan terdampak,” ujar Novia.

Ia menambahkan bahwa tantangan utama yang dihadapi anak-anak terkait perubahan iklim mencakup akses terhadap makanan bernutrisi, air bersih, dan sanitasi yang memadai. Novia menegaskan bahwa kebijakan pemerintah harus lebih responsif terhadap masalah ini agar anak-anak, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu, bisa bertahan dan berkembang meskipun menghadapi ancaman iklim.

Dalam laporan Analisis Lanskap Iklim untuk Anak-anak, terdapat beberapa rekomendasi utama. Pertama, advokasi untuk memperkuat hak-hak anak dalam kebijakan dan program iklim. Kedua, mendorong koordinasi lintas sektor dalam mengelola risiko perubahan iklim yang berdampak pada kesejahteraan anak.

“Kami juga merekomendasikan adanya manajemen pengetahuan yang lebih baik, agar data dan bukti terkait dampak perubahan iklim terhadap anak bisa digunakan untuk menyusun program yang efektif,” kata Novia.

Rekomendasi lainnya adalah memperkuat sistem ketahanan terhadap risiko perubahan iklim, menyediakan platform yang memungkinkan partisipasi aktif generasi muda dalam aksi iklim, serta memperbaiki pendataan dan sistem peringatan dini.

“Generasi muda bukan hanya korban, tetapi juga pemangku kepentingan kunci yang bisa berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim Indonesia,” ujar Novia. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles