EarthTalk®
Dari Redaksi E – Majalah Lingkungan Hidup
EarthTalk yang baik: Setelah banjir, kita sering mendengar tentang bahaya langsung dari naiknya air, seperti tenggelam, arus yang deras, dan kendaraan yang terendam. Tapi bagaimana dengan ancaman yang tidak terlihat? Secara khusus, apakah air banjir mengandung bahan kimia beracun?
— Wil Hanson, Huntington, CT
Air banjir memang berbahaya, dan kedalamannya yang keruh menyimpan lebih dari sekadar puing-puing dan lumpur. Meskipun risiko tenggelam dan cedera fisik terlihat jelas, bahaya tak terlihat yang mengintai di dalam air banjir dapat menimbulkan ancaman kesehatan jangka panjang.
Salah satu bahaya yang tidak terlihat dalam banjir adalah kontaminasi bahan kimia. Air banjir tidak hanya berwarna coklat karena kotoran, tetapi juga dapat membawa berbagai macam polutan berbahaya. Kontaminan ini berasal dari berbagai sumber. Limbah rumah tangga dari bahan pembersih, pestisida, dan bahan kimia rumah tangga lainnya dapat merembes ke dalam air banjir. Di kawasan industri, gas beracun seperti metana dan sulfur dioksida dapat terlepas. Selain itu, bahan kimia industri seperti benzena dan butadiena-yang dikenal sebagai karsinogen-dapat masuk ke dalam air. Pupuk pertanian, pestisida, dan limbah cair dari peternakan juga masuk ke dalam sup bahan kimia. Dan ketika air banjir menjelajahi tanah dan halaman belakang rumah, mereka menemukan logam berat seperti timbal, merkuri, dan kadmium. Logam-logam tersebut dapat bertahan di dalam air dan menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia. Di daerah dekat pembangkit listrik tenaga batu bara, air banjir dapat membawa limbah abu batu bara. Limbah ini mengandung senyawa karsinogenik seperti arsenik, kromium, dan merkuri.
Selain polutan langsung, air banjir juga mengandung bakteri yang dapat menyebabkan infeksi luka. Jika Anda mengalami luka atau lecet, cucilah dengan sabun dan air bersih. Selain itu, air banjir juga dapat menyebabkan ruam kulit dan iritasi. Menelan atau bersentuhan dengan air yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit perut. Luka tusuk atau luka yang terkontaminasi tinja perlu mendapat perhatian segera. Penguat tetanus mungkin diperlukan. Yang lebih jarang terjadi namun mengkhawatirkan adalah Leptospirosis dan Melioidosis, infeksi bakteri yang dapat terjadi setelah terpapar air yang terkontaminasi.
Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah sebisa mungkin menghindari air banjir. Jika Anda terkena air banjir, cucilah bagian yang terkena dengan sabun dan air bersih. Cuci pakaian yang terkontaminasi oleh air banjir atau air limbah dengan air panas dan deterjen. Jika Anda harus masuk ke dalam air banjir, pakailah sepatu bot karet, sarung tangan, dan kacamata. Ingatlah juga bahwa air banjir dapat menyembunyikan benda-benda tajam, jadi berhati-hatilah untuk mencegah cedera.
Banyak dari kita akan dihadapkan pada banjir seiring dengan meningkatnya pemanasan global dan badai yang lebih sering dan lebih kuat. “Perubahan lingkungan telah meningkatkan banjir di seluruh Amerika Serikat, terutama di daerah pesisir dan dataran rendah,” lapor lembaga nirlaba First Street, yang menciptakan alat bantu online untuk memudahkan warga Amerika mengetahui risiko rumah mereka. “Ketika tren ini terus berlanjut di masa depan, 8,2 juta orang Amerika akan menghadapi risiko, dan kerusakan serta kerugian akibat banjir akan terus bertambah.”
Memang, air banjir lebih dari sekadar ketidaknyamanan yang keruh-air banjir membawa beban racun yang tersembunyi. Ingatlah: Bahkan ketika air surut, risikonya dapat bertahan selama berbulan-bulan. Jika wilayah Anda rentan, pastikan Anda mengetahui cara menjaga diri Anda dan orang-orang terkasih tetap aman jika terjadi banjir di tempat tinggal Anda.
KONTAK:
First Street National Flood Risk Assessment
Air Banjir Setelah Bencana atau Keadaan Darurat
Seberapa Beracunkah Air Banjir?
EarthTalk® diproduksi oleh Roddy Scheer & Doug Moss untuk organisasi nirlaba 501(c)3 EarthTalk. Lihat lebih lanjut di https://emagazine.com. Untuk menyumbang, kunjungi https://earthtalk.org. Kirim pertanyaan ke: question@earthtalk.org.
Foto banner: Air banjir memang berbahaya, dan kedalamannya yang keruh menyimpan lebih dari sekadar puing-puing dan lumpur. Kredit: Steeleman204, FlickrCC.