
Jakarta — Sebuah festival yang berjalan sebulan penuh menghubungkan warisan budaya dengan keberlanjutan diluncurkan pada Kamis, 2 Oktober, di kantor PBB di Jakarta.
Festival Cerita Kota: Manusia dan Kota, yang diselenggarakan oleh Indonesia Hidden Heritage Creative Hub bekerja sama dengan Pusat Informasi PBB (UNIC) Jakarta, akan berlangsung dari 27 September hingga 28 Oktober di tujuh kota, termasuk Bandung, Palembang, Cirebon, Sumbawa, Kendari, dan Ambon. Program ini mengubah museum dan ruang publik menjadi “ruang belajar yang hidup” untuk mempromosikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui cerita, kreativitas, dan partisipasi pemuda.
Pembukaan di Jakarta menyoroti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dengan acara talkshow dan lokakarya tentang bagaimana museum dapat mendorong praktik berkelanjutan. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar mengatakan tentang kewajiban moral di balik keberlanjutan: “Jadi mari yuk kita bersama, bukan hanya karena SDGs, tetapi karena ini adalah kewajiban mendasar kita sebagai salah satu bangsa di dunia,” katanya.
Sekitar 200 peserta — termasuk pakar warisan budaya, pejabat pemerintah, aktivis, dan mahasiswa — menghadiri sesi yang membahas hubungan antara kreativitas, warisan budaya, dan keberlanjutan. Nofa Farida Lestari, Direktur Eksekutif Indonesia Hidden Heritage Creative Hub, mengatakan inisiatif ini bertujuan untuk “mengaktifkan 17 museum, situs warisan (budaya), dan ruang komunitas” sebagai platform untuk merefleksikan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Direktur UNICEF Jakarta, Miklos Gaspar, menekankan pentingnya menghidupkan kembali tradisi ramah lingkungan. “Menggunakan daun pisang sebagai pembungkus atau bambu sebagai bahan untuk kebutuhan sehari-hari membantu menghidupkan kembali tradisi lama dan sekaligus mendukung tujuan lingkungan,” katanya.
Seiring dengan berjalannya festival ini di seluruh Indonesia, setiap kota akan menyelenggarakan kegiatan yang disesuaikan — mulai dari pameran dan lokakarya hingga pemutaran film dan tur warisan budaya — dengan dukungan dari badan-badan PBB seperti UNEP, UNIDO, dan IOM.
Dengan memperluas jangkauan di luar Jakarta, para penyelenggara berharap percakapan tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dapat menjangkau masyarakat di tempat mereka tinggal dan berkumpul. “Di museum, di jalanan, dan di ruang komunitas, percakapan ini membangkitkan kesadaran, menghubungkan lintas generasi, dan membuka cara-cara baru untuk mengaitkan warisan dengan ekonomi kreatif”, kata Lestari. (nsh)
Foto banner: Riska Efriyanti, National Programme Officer Badan PBB untuk Lingkungan Hidup (UNEP) memaparkan makalahnya tentang peran anak muda dan perempuan Indonesia dalam produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. (Dedi Maryanto/UNIC)