PLN NP produksi ‘biomassa super’ dengan rotary dryer untuk PLTU Sumatera

Jakarta – PLN Nusantara Power (PLN NP) melalui anak usahanya, PLN NP Services, mengoperasikan Unit Produksi Biomassa Bandar Lampung (UPBBL), dengan pengeringan biomassa jauh lebih efisien dibanding metode konvensional, menurut perusahaan itu pada hari Rabu, 22 Oktober.

UPBBL adalah pabrik biomassa pertama di Indonesia yang dilengkapi teknologi Rotary Dryer berkapasitas tinggi, yang dapat menekan kadar air hingga 20 persen dibanding metode konvensional. Hasilnya, woodchip berkualitas tinggi dengan nilai kalor (GCV) di atas 3.500 kCal/kg, siap digunakan sebagai bahan campuran co-firing pada sejumlah PLTU di wilayah Sumatera, termasuk PLTU Tarahan.

Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menyebut peresmian unit ini merupakan langkah konkret dalam memperkuat ekosistem energi bersih nasional. “Kehadiran UPBBL bukan hanya memperkuat pasokan biomassa untuk co-firing, tetapi juga menjadi bukti kemandirian energi daerah dengan melibatkan masyarakat dan sumber daya lokal,” ujarnya.

UPBBL yang berlokasi di Jalan Lintas Sumatera KM 15, Tarahan, Lampung, memiliki kapasitas produksi hingga 70 ton biomassa per hari atau sekitar 23.100 ton per tahun. Fasilitas ini diharapkan menjadi tulang punggung pasokan biomassa berkelanjutan bagi PLTU Sumatera.

Keunggulan pabrik ini tak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dampak sosialnya. Sekitar 90 persen tenaga kerja berasal dari warga lokal, sementara bahan baku kayu dipasok dari daerah sekitar seperti Bergen, Tanjung Bintang, Way Kanan, Mesuji, dan Ogan Komering Ilir (OKI).

Direktur Operasi Pembangkitan Batu Bara PLN NP, M Irwansyah Putra, menilai beroperasinya UPBBL menjadi tonggak penting penguatan rantai pasok biomassa nasional. “Unit ini memperkaya infrastruktur hijau PLN Nusantara Power Group dan memperkuat ketahanan energi berbasis biomassa di kawasan Sumatera,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PLN NP Services Jakfar Sadiq menegaskan pihaknya akan memastikan pengoperasian unit berjalan efisien. “Kami berkomitmen menjaga kualitas produksi biomassa agar mampu menopang PLTU di wilayah Sumatera secara berkelanjutan,” ujarnya.

Pada 2024, PLN NP mencatat produksi listrik hijau mencapai 69 GWh dari program co-firing biomassa, setara 1,57 persen dari total kapasitas pembangkit. Dengan beroperasinya UPBBL, kontribusi ini diproyeksikan meningkat signifikan, termasuk potensi penurunan emisi karbon hingga 12,7 juta kilogram CO₂ per tahun dan penghematan 3,36 persen konsumsi batu bara di PLTU Tarahan. (Hartatik)

Foto banner: Produksi biomassa, Kudus, Jawa Tengah. Agustus 27, 2024. (nsh/tanahair.net)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles