Gapensi: Pengusaha lokal harus jadi tuan rumah proyek baterai kendaraan listrik

Jakarta – Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) mendesak agar pengusaha lokal tak sekadar menjadi penonton di negeri sendiri dalam industri baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang digadang-gadang akan menjadi tonggak transformasi energi nasional. Menurut Gapensi dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Juli, pengusaha lokal harus dilibatkan secara nyata dalam proyek-proyek strategis seperti pembangunan ekosistem industri baterai EV.

“Jangan sampai proyek ini hanya jadi angin surga bagi pengusaha lokal. Harus ada aksi nyata, bukan sekadar pidato seremonial,” tegas Sekretaris Jenderal Gapensi, La Ode Safiul Akbar. Pernyataan ini merespons peresmian groundbreaking Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi oleh Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Karawang, Jawa Barat, Minggu, 29 Juni.

Dalam kesempatan itu, Menteri Bahlil mengajak agar pengusaha lokal diberi porsi utama dan hilirisasi industri tidak hanya menguntungkan investor dan pemerintah pusat, tapi juga adil bagi daerah dan masyarakat.

“Gapensi mendukung penuh pernyataan itu. Namun kami ingatkan, pelibatan pengusaha lokal harus konkret. Bukan hanya BUMN yang diberi ruang, tetapi juga perusahaan swasta lokal, terutama kontraktor di daerah proyek berlangsung,” kata La Ode.

Proyek raksasa, tantangan keterlibatan lokal

Proyek EV yang diusung oleh konsorsium antara PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) dan perusahaan asal China, Ningbo Contemporary Brunp Legend Co Ltd (CBL), bernilai investasi mencapai USD 5,9 miliar. Proyek ini terbagi ke dalam enam subproyek—lima di kawasan Feni Haltim (Halmahera Timur, Maluku Utara) dan satu di Karawang, mencakup total area 3.023 hektare dan diproyeksikan menyerap 35.000 tenaga kerja.

Namun, menurut La Ode, selama ini proyek besar kerap hanya melibatkan perusahaan asing atau BUMN. “Kalau investornya dari China, yang kerja juga dari China. Pengusaha lokal cuma jadi penonton. Ini tidak sehat untuk ekonomi nasional,” ujarnya.

Gapensi menegaskan kesiapannya untuk terlibat langsung dalam berbagai tahapan pembangunan, dan menyerukan agar pemerintah mengeluarkan kebijakan afirmatif yang memastikan keterlibatan kontraktor lokal menjadi syarat wajib dalam proyek-proyek strategis, terlebih jika investasi dilakukan oleh pihak asing.

Sebagai organisasi dengan ribuan anggota di seluruh Indonesia, Gapensi menyatakan siap mengawal agar proyek-proyek energi dan infrastruktur strategis ke depan bisa benar-benar membawa manfaat inklusif. “Kita ingin Indonesia tidak hanya jadi tempat ekstraksi sumber daya, tapi juga tempat tumbuhnya kekuatan ekonomi nasional berbasis usaha lokal,” pungkas La Ode. (Hartatik)

Foto banner: nsh/2023

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles