SunCable siap bangun pusat penelitian EBT di Riau

Perusahaan energi terbarukan asal Australia, SunCable akan membangun Renewable Energy Technology Research Park di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Kepulauan Riau. (Sumber: SunCable)

Jakarta – SunCable, perusahaan energi terbarukan asal Australia, akan membangun Renewable Energy Technology Research Park di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Kepulauan Riau. Rencana investasi besar SunCable di Indonesia ini adalah bagian dari Australia-Asia PowerLink (AAPowerLink), menurut Wakil Rektor UMRAH, Agung Dhamar Syakti, dalam keterangan resmi, Selasa, 1 Oktober.

“Ini adalah investasi signifikan dari SunCable dan menjadi momen bersejarah bagi universitas kami,” ungkap Agung yang menyambut baik inisiatif ini dan menyebutnya sebagai tonggak sejarah bagi universitas dan Indonesia.

“Pembangunan pusat penelitian ini memungkinkan kami untuk mengembangkan pengetahuan praktis dan penelitian mahasiswa tentang energi terbarukan, yang merupakan salah satu sektor paling penting di dunia saat ini. Investasi ini akan memberdayakan tenaga kerja lokal, menempatkan kami di garis depan transisi energi, dan menjadi episentrum pengembangan energi terbarukan di Kepulauan Riau,” tambahnya.

Pusat penelitian ini akan difungsikan sebagai tempat pelatihan, lokakarya, seminar, dan proyek penelitian inovatif di bidang energi terbarukan. Proyek AAPowerLink sendiri akan memanfaatkan teknologi High Voltage Direct Current (HVDC) terkini untuk mentransmisikan energi terbarukan dari Northern Territory (NT) Australia ke Darwin dan Singapura, melewati wilayah Indonesia. Sistem transmisi bawah laut yang akan dibangun di perairan Indonesia ini akan menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Dengan nilai investasi mencapai USD 24 miliar, proyek AAPowerLink akan menempatkan sebagian besar asetnya di Indonesia. SunCable, didirikan pada tahun 2018, adalah perusahaan energi terbarukan yang berfokus pada rekayasa energi terbarukan, penyimpanan energi, rekayasa sistem tenaga, logistik, manajemen rantai pasokan, dan regulasi.

“Kerja sama ini adalah langkah strategis yang akan membawa manfaat jangka panjang bagi kedua belah pihak. Kami berharap dapat melihat dampak positif dari investasi ini dalam waktu dekat,” tutup Agung Dhamar Syakti. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles