Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati secara tegas menyoroti pentingnya pendanaan berkelanjutan dalam menghadapi perubahan iklim. Meski isu ini terus mendapat perhatian, namun pendanaan untuk mengatasi dampaknya masih menjadi sumber perdebatan dan belum sepenuhnya terpecahkan.
Saat berbicara dalam acara IIF’s Anniversary Dialogue dengan tema “The Dynamics of Sustainable Infrastructure Financing and Its Roles In Achieving Food Security”, Sri Mulyani mengatakan bahwa “perubahan iklim tidak bisa dihadapi tanpa pendanaan yang berkelanjutan”.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa pendanaan berkelanjutan menjadi elemen kunci dalam menanggapi tantangan perubahan iklim saat ini. Ia berharap agar semua pemangku kepentingan dapat bekerja sama secara sinergis untuk mencapai tujuan bersama dalam menghadapi perubahan iklim dan menciptakan pendanaan yang berkelanjutan.
Ia menjelaskan bahwa perdebatan dan diskusi seputar emisi karbon akan menjadi sia-sia tanpa adanya solusi nyata yang didukung oleh pendanaan berkelanjutan. Sri Mulyani menekankan bahwa Indonesia secara aktif telah menyuarakan pentingnya pendanaan berkelanjutan dalam berbagai forum internasional, termasuk ASEAN, G20, dan IMF-World Bank.
“Saya berharap pemangku kepentingan, termasuk bank multilateral, mitra pembangunan bilateral, dan filantropi, mendukung tanpa mengganggu regulasi dan birokrasi yang ada,” terang Sri Mulyani.
“Kita berkomitmen untuk membangun bursa karbon, dan dalam konteks ASEAN, kita juga berpartisipasi dalam pembangunan taksonomi untuk keuangan berkelanjutan, hal ini menjadi krusial,” tambahnya.
Sri Mulyani mengingatkan bahwa mencapai target keberlanjutan dalam menghadapi perubahan iklim memerlukan kolaborasi dan komitmen global. “Kita harus bekerja bersama-sama untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan mendukung perubahan menuju emisi nol,” pungkasnya. (Hartatik)