Jakarta – PT Pertamina (Persero) mengurungkan niat untuk membeli minyak mentah dari Rusia. Stok bahan bakar minyak (BBM) di kilang-kilang Pertamina saat ini dinilai masih mencukupi kebutuhan nasional.
“Kalau disebut batal sepertinya nanti misleading. Sebab yang disampaikan Bu Dirut (Nicke) saat rapat dengar pendapat di DPR itu melihat potensi. Belum ada penjajakan dan belum ada pembicaraan apa-apa,” ungkap Pejabat Sementara (Pjs) Vice President Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari, saat dikonfirmasi, Senin (9/5).
Lebih lanjut, meski enggan merinci detil stok kilang saat ini, Heppy memastikan bahwa stok BBM mencukupi dan dioptimalkan untuk kebutuhan dalam negeri. Sebelumnya pada Maret lalu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan kepada parlemen dalam audiensi bahwa perusahaan berencana membeli minyak mentah dari Rusia dan saat itu sedang mempersiapkan proses pembelian business to business (B to B) dengan India. Pertimbangan memanfaatkan peluang membeli minyak mentah murah dari Rusia, mengikuti jejak sejumlah perusahaan kilang minyak India dan China yang sudah memutuskan membeli minyak asal Rusia.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pembelian minyak mentah asal Rusia tersebut rencananya akan diolah di Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Terutama, setelah perusahaan rampung melakukan perbaikan (revamping) pada kilang tersebut pada Mei.
Nicke menyebut, dengan rampungnya revamping Kilang Balongan pada Mei tahun ini, setidaknya Pertamina akan lebih fleksibel untuk menerima berbagai jenis minyak mentah untuk diolah termasuk minyak mentah yang tengah dijajaki dari Negeri Beruang Merah itu.
Pertamina sendiri, menurut Nicke, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia terkait rencana pembelian minyak tersebut, mengingat hal ini juga menyangkut terkait isu politis.
“Nggak ada masalah sepanjang perusahaan yang kita deal nggak kena sanksi. Untuk pembayaran mungkin nanti melalui India. Kita koordinasi dengan Kemenlu. Secara politis gak ada, ini secara B to B,” ujar Nicke. (Hartatik)
Sumber foto banner: Pertamina