Satgas Hilirisasi serahkan dokumen pra-studi proyek transisi energi kepada Danantara, senilai USD2,5 miliar

Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) resmi menerima dokumen pra-studi kelayakan proyek transisi energi senilai USD2,5 miliar dari Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional. Dokumen itu diserahkan langsung oleh Ketua Satgas sekaligus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kepada CEO Danantara Rosan Roeslani di kantor Kementerian ESDM, Selasa, 22 Juli.

Penyerahan ini merupakan bagian dari alokasi 18 dokumen pra-studi kelayakan yang disusun Satgas untuk mendorong proyek hilirisasi strategis nasional. Total nilai investasi dari keseluruhan proyek mencapai USD38,63 miliar atau setara Rp618,13 triliun.

“Dari seluruh proyek, dua di antaranya berada di sektor transisi energi. Proyek ini kita nilai strategis karena akan menyerap hampir 30 ribu tenaga kerja dan mempercepat transformasi energi nasional,” kata Bahlil dalam pernyataannya.

Lebih rinci, proyek transisi energi ini diperkirakan menyerap 29.652 tenaga kerja. Adapun sektor lain yang juga mendapatkan alokasi pra-studi adalah minerba (8 proyek senilai USD20,1 miliar), kelautan-perikanan (3 proyek), pertanian (3 proyek), dan ketahanan energi (2 proyek).

Menurut Bahlil, pengembangan proyek-proyek ini akan menciptakan pemerataan ekonomi dan menyerap total tenaga kerja langsung dan tidak langsung hingga 276.636 orang. Ia juga menegaskan bahwa kualitas pekerjaan yang tercipta akan mengarah pada standar upah di atas rata-rata.

Untuk memastikan keberhasilan proyek, Satgas Hilirisasi membuka ruang koordinasi lebih lanjut dengan Danantara terkait skema pembiayaan, model bisnis, lokasi proyek, serta aspek perizinan dan lingkungan.

Sementara itu, Rosan Roeslani mengapresiasi kepercayaan pemerintah dalam mendukung Danantara sebagai bagian dari akselerasi transisi energi. Ia menyampaikan bahwa sejak peluncurannya empat bulan lalu, Danantara telah mengamankan komitmen pendanaan dari sejumlah lembaga keuangan global.

“Dari total USD7 miliar pendanaan yang sudah kita kantongi, ada USD4 miliar dari Qatar, USD2 miliar dari China Investment Corporation (CIC), dan dukungan dari Russian Direct Investment Fund (RDIF). Kita juga sedang menjajaki kerja sama dengan sovereign wealth fund lainnya,” jelas Rosan.

Rosan menambahkan bahwa kontribusi investasi hilirisasi kini semakin signifikan. Dalam semester pertama 2025 saja, kontribusi dari sektor hilirisasi telah mencapai hampir 30 persen dari total investasi nasional yang tembus lebih dari Rp950 triliun.

Dengan landasan studi kelayakan yang kini berada di tangan Danantara, proyek transisi energi senilai miliaran dolar tersebut siap memasuki tahap persiapan lanjutan menuju pelaksanaan. (Hartatik)

Foto banner: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil Lahadalia menyerahkan secara resmi dokumen Pra-Studi Kelayakan kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia). 22 Juli 2025 (Sumber: Kementerian ESDM)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles