Jakarta – Dalam perubahan perencanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) nanti akan ada penambahan 60 gigawatt (GW) energi baru terbarukan (EBT) ke dalam sistem kelistrikan nasional hingga 2040. Saat ini, RUPTL tengah direvisi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero).
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan, revisi RUPTL dilakukan untuk memetakan bauran EBT yang mengalami ketidakcocokan dengan pusat permintaan. Sumber EBT baseload berskala besar lokasinya berjauhan dari pusat permintaan.
“Dalam perubahan perencanaan RUPTL akan dibangun Green Enabling Transmission Line untuk menyesuaikan EBT dengan sumber permintaan. Direncanakan ada penambahan 32 Giga Watt EBT baseload ke dalam ekosistem kelistrikan hingga 2040,” ungkap Darmawan dalam keterangan resmi.
Selain itu, dibangun juga jaringan listrik pintar (smart grid) dengan teknologi terbaru, skenario flexible generation, serta smart transmission, smart control center, smart distribution dan smart meter. Menurutnya, dengan adanya perencanaan desain dan pembangunan smart grid ini, maka penambahan variabel EBT bisa ditambah dari sebelumnya hanya 5 GW sampai 2040 menjadi 28 GW.
“Adanya penambahan Green Enabling Transmission Line dan smart grid nantinya mampu mengeksplorasi energi dari geotermal, angin, ombak dan seluruh potensi di Tanah Air,” imbuhnya.
Bahkan, lanjutnya, EBT yang masuk dalam kelistrikan nasional hingga 2040 bisa bertambah hingga 60 GW. Dengan demikian, penambahan pembangkit listrik berbasis EBT bisa mencapai 75 persen dan sisanya 25 persen berbasis gas. (Hartatik)