Jakarta – Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) menyatakan bahwa Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 yang siap beroperasi secara penuh, menandakan momen penting dalam industri energi nasional. Pembangkit ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengurangan emisi karbon serta mendorong terwujudnya Net Zero Emission (NZE) di Indonesia.
Setelah melewati serangkaian uji coba, PLTGU Jawa 1 akan menjadi pembangkit terbesar di Asia Tenggara yang dilengkapi dengan regasification system, tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam transisi menuju energi bersih. Pembangkit listrik dengan kapasitas mencapai 1.760 MW tersebut, berhasil melewati berbagai tahapan uji coba seperti plant reliability run and net dependable capacity test yang dilakukan pada Jumat, 29 Maret.
CEO Pertamina NRE, John Anis menyampaikan apresiasinya kepada seluruh tim yang terlibat dalam proyek ini. “Ini momen krusial yang telah diwujudkan berkat kesabaran, ketekunan, dan dedikasi dari seluruh tim manajemen dan perwira JSP,” ujar John dalam keterangan resmi, Senin, 1 April.
Menurutnya, “dengan semua keunikan instalasinya, PLTGU Jawa 1 tidak hanya menghasilkan energi yang handal, tetapi juga mendukung upaya penurunan emisi karbon”.
Direktur Utama Jawa Satu Power (JSP), Asistia Semiawan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung proses pembangunan PLTGU Jawa 1. “Kami berharap dengan dukungan ini, PLTGU Jawa-1 dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam menyediakan listrik bagi masyarakat Indonesia”.
PLTGU Jawa-1, yang mengintegrasikan floating storage and regasification unit (FSRU) dengan unit pembangkit listrik berkapasitas 1.760 MW, telah menghubungkan ketersediaan pasokan gas di Papua dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali.
Dari sisi teknologi, PLTGU Jawa 1 menggunakan generasi terbaru teknologi single shaft combined cycle gas turbine, sehingga mampu menghasilkan listrik dengan harga yang kompetitif. Selain itu, pembangkit ini juga memiliki teknologi black start capability yang memungkinkannya untuk melakukan self start up pada saat grid tidak tersedia.
Dengan penggunaan bahan bakar liquefied natural gas (LNG), PLTGU Jawa 1 juga mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara atau BBM. Teknologi closed loop cooling tower system yang digunakan juga meningkatkan kehandalan operasional pembangkit. (Hartatik)
Foto banner: PLN Nusantara Power mengoperasikan Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang. (Sumber: PLN)