PLN targetkan PLTP di Bengkulu dengan kapasitas 220 MW, beroperasi 2028

Jakarta – PT PLN (Persero) menargetkan pembangunan dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkapasitas total 220 megawatt (MW) yang akan berlokasi di Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong, dan Lebong, untuk beroperasi pada tahun 2028.

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, dalam keterangan tertulis Selasa, 2 September, mengatakan proyek ini merupakan bagian dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. “Pengembangan PLTP di Bengkulu menjadi prioritas untuk memperkuat bauran energi baru terbarukan (EBT) sekaligus menjamin keandalan listrik di Sumatra,” ujar Suroso.

Salah satu proyek yang sedang disiapkan adalah PLTP Kepahiang berkapasitas 110 MW. Lokasi ini mencakup wilayah Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong. Saat ini, PLN tengah memfinalisasi pemilihan mitra strategis yang akan menggarap proyek tersebut. Nantinya, listrik yang dihasilkan akan disalurkan ke Gardu Induk (GI) Pekalongan di Kepahiang.

Selain itu, PLN juga membangun PLTP Hululais dengan kapasitas 110 MW di Kabupaten Lebong. Pembangkit ini ditargetkan bisa beroperasi komersial (commercial operation date/COD) pada tahun 2028. PLTP Hululais akan memanfaatkan sumber panas bumi dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Hasil produksi listriknya juga akan dialirkan ke GI Pekalongan.

Menurut Suroso, seluruh proses pembangunan PLTP dijalankan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan fairness of partnership untuk menjaga iklim investasi yang sehat. “Kami pastikan proyek panas bumi ini dilaksanakan bersama mitra yang memiliki kompetensi dan visi sejalan dengan PLN, yaitu menghadirkan energi bersih dengan harga terjangkau bagi masyarakat,” katanya.

Selain mendukung agenda transisi energi nasional, Suroso menegaskan keberadaan proyek panas bumi di Bengkulu akan berdampak langsung pada masyarakat daerah. “PLTP tidak hanya menopang ketahanan energi, tetapi juga membuka peluang kerja baru, melibatkan pelaku usaha lokal, dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah,” jelasnya.

Dalam dokumen RUPTL terbaru, pemerintah menargetkan kapasitas PLTP nasional mencapai 5,2 gigawatt (GW) pada 2034. Indonesia yang memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia disebut akan menjadi motor penggerak transisi energi hijau di kawasan Asia Tenggara.

“Potensi panas bumi Indonesia sangat besar dan tersebar di banyak wilayah. Kami akan mengoptimalkan setiap proyek agar manfaatnya dapat dirasakan, baik oleh masyarakat sekitar maupun pelanggan PLN di seluruh Indonesia,” tutur Suroso. (Hartatik)

Foto banner: Akhmad Dody Firmansyah/shutterstock.com

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles