Jakarta – PT PLN Indonesia Power (PLN IP) memperkenalkan inovasi baru dalam
mendukung transisi energi dengan memanfaatkan limbah racik uang kertas (LRUK) sebagai bahan bakar pengganti batu bara di PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, mengungkapkan bahwa pemanfaatan LRUK merupakan langkah penting menuju target net zero emission (NZE) pada 2060.
“Kami selalu mencari terobosan untuk memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar PLTU, seperti memanfaatkan LRUK, yang sebelumnya hanya dibakar untuk dimusnahkan, kini bermanfaat untuk dijadikan pengganti batu bara,” kata Edwin dalam keterangan tertulis pada Rabu, 19 Juni.
Sebelum penerapan di PLTU Bengkayang, program cofiring dengan LRUK telah berhasil dilakukan di PLTU Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. Upaya ini menunjukkan komitmen PLN IP dalam mengurangi emisi karbon dan mempromosikan energi hijau.
Kolaborasi ini melibatkan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, yang berperan penting dalam penyediaan LRUK. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN IP UBP Singkawang dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat menjadi landasan legal bagi proyek ini.
“Pemanfaatan LRUK sebagai sumber energi yang ramah lingkungan dan sekaligus mengatasi permasalahan sampah racik uang kertas telah menjadi salah satu jawaban dari kebutuhan EBT dan semangat zero waste,” tutup Manajer Unit UBP Singkawang, Slamet Muji Raharjo. (Hartatik)
Foto banner: PLTU Bengkayang di Kalimantan Barat. (Sumber: PLN IP)