PLN Indonesia Power hasilkan lebih dari 10ribu GWh listrik bersih tahun 2023

Jakarta – Sepanjang tahun 2023, Subholding PT PLN (Persero), PLN Indonesia Power berhasil mencatatkan produksi listrik dari energi bersih sebesar 10.175,63 Gigawatt hour (GWh). Angka ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebagai bagian dari upaya menghadapi tantangan perubahan iklim dan mewujudkan target net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Produksi listrik bersih ini terutama disumbang dari beberapa jenis pembangkit EBT, yaitu tenaga air, panas bumi, biofame, dan biomassa, menurut PLN dalam keterangan persnya. Dari total produksi tersebut, pembangkit tenaga air menjadi kontributor terbesar dengan angka 5.299,15 GWh.

“Pengoperasian pembangkit EBT ini merupakan bukti komitmen PLN Indonesia Power dalam menjawab tantangan perubahan iklim dan mendukung target net zero emissions di tahun 2060,” ujar Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, dalam keterangannya, 30 Juli.

Secara keseluruhan, PLN Indonesia Power mencatatkan total produksi listrik sebesar 84.572 GWh sepanjang tahun 2023, melampaui target produksi sebesar 78.735 GWh. Selain itu, penjualan listrik mencapai 79.989 GWh, juga melampaui target perusahaan sebesar 74.404 GWh.

Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa PLN Group terus mendorong optimalisasi sistem pembangkitan melalui penyelarasan seluruh proses bisnis perusahaan.

“Sebagai pemegang mandat penyediaan ketenagalistrikan nasional, PLN Group bertekad untuk terus memberikan kontribusi terbaik dengan menyediakan listrik yang andal dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat,” kata Darmawan.

Kinerja operasional pembangkitan di PLN Indonesia Power menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tahun 2023. Salah satu indikatornya adalah pencapaian Equivalent Forced Outage Rate (EFOR) untuk pembangkit PLTU Luar Jawa Bali yang mencapai 13,44%, lebih baik dari target 14,94%, dengan pencapaian sebesar 110%. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan kelistrikan mampu ditekan secara signifikan.

“Realisasi penekanan gangguan kelistrikan kami jauh melampaui target. Bisa kita lihat dari nilai EFOR Pembangkit Non PLTU Jawa Bali dengan realisasi 0,77% dari target 0,94%, pencapaian sebesar 118%,” jelas Edwin.

Selain pengembangan EBT, PLN Indonesia Power juga terus melakukan upaya efisiensi pemakaian bahan bakar batu bara untuk PLTU. Salah satu program yang berkontribusi besar dalam upaya penekanan emisi dan produksi listrik bersih adalah program co-firing PLTU, di mana perusahaan mampu memproduksi 509,8 GWh listrik bersih, melampaui target perusahaan sebesar 252 GWh.

“Sebagai subholding Generation Company, PLN Indonesia Power terus mendorong optimalisasi dan efisiensi kinerja di sektor pembangkitan. Kami berkomitmen untuk memastikan pasokan listrik sampai ke masyarakat tanpa ada gangguan,” kata Edwin. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles