PLN EPI kembangkan infrastruktur gasifikasi di Nias untuk PLTMG 59 MW

Jakarta – Komitmen PT PLN (Persero) dalam memperkuat ketahanan energi nasional semakin konkret dengan dimulainya pembangunan infrastruktur gasifikasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Nias. Proyek ini digawangi oleh subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), dan secara resmi dimulai melalui seremoni peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Kamis, 3 Juli.

“Inisiatif ini menjadi langkah nyata PLN dalam mendukung visi swasembada energi Presiden Prabowo Subianto melalui pemanfaatan gas alam yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” tegas Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, dalam sambutannya.

Proyek gasifikasi ini akan dilengkapi dengan tangki penyimpanan LNG berkapasitas 3.000 m³ serta sistem regasifikasi dengan kapasitas 13 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Infrastruktur ini menopang PLTMG yang saat ini beroperasi pada kapasitas 35 megawatt (MW), dan akan ditingkatkan menjadi 59 MW ke depannya.

Menurut Rakhmad, penggunaan gas sebagai sumber energi di PLTMG ini berpotensi besar menurunkan jejak karbon.

“Proyek ini berpotensi mengurangi emisi karbon hingga 30 persen, setara dengan 29 ribu ton CO₂ per tahun pada tahap awal, dan 47 ribu ton CO₂ saat kapasitas penuh tercapai,” ujarnya.

Kurangi impor BBM, perkuat ketahanan energi

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menilai pembangunan ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM) dan memperkuat peta jalan transisi energi nasional.

“Groundbreaking gasifikasi di PLTMG Nias bukan hanya untuk menghadirkan listrik yang andal dan terjangkau, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dan ketahanan energi nasional,” ungkap Jisman.

Ia juga menyebut bahwa proyek ini merupakan bagian dari rencana pengembangan enam klaster gasifikasi di Indonesia, yakni: Nias, Sulawesi-Maluku, Nusa Tenggara, Papua Utara, Papua Selatan, dan Kalimantan.

Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan bahwa proyek ini tidak hanya membawa manfaat teknis, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal.

“Melalui sinergi berbagai pihak, kami tidak hanya membangun infrastruktur gasifikasi, tetapi juga membangun masa depan energi yang tangguh dan berkelanjutan serta memberikan multiplier effect bagi masyarakat,” kata Darmawan.

Dengan cadangan daya sebesar 20 MW, atau sekitar 43 persen dari beban puncak, sistem kelistrikan Nias dianggap cukup kuat untuk menopang pertumbuhan di sektor strategis seperti perikanan, pariwisata, hingga UMKM.

Ia juga mengungkap bahwa efisiensi dari transisi bahan bakar ini sangat signifikan. “Gasifikasi ini diperkirakan menghemat sekitar Rp72,4 miliar per tahun, dan bisa mencapai Rp153 miliar per tahun saat beroperasi penuh. Efisiensi ini membuka ruang investasi baru dan mendukung konsumsi listrik Nias yang naik 11 persen, tertinggi di Sumatra,” tutupnya. (Hartatik)

Foto banner: Gambar yang dibuat oleh DALL-E OpenAI melalui ChatGPT (2024)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles