Jakarta — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) melaporkan kinerja positif pada kuartal II 2025 dengan pendapatan mencapai USD 204,85 juta, tumbuh 0,53% secara year-on-year (YoY). Laba bersih perusahaan tercatat sebesar USD 68,93 juta, didukung oleh produksi energi yang melebihi proyeksi awal.
Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio dalam siaran pers, Selasa, 29 Juli, menyatakan fundamental keuangan perseroan tetap kuat di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi global. “EBITDA margin kami terjaga di atas 80%, mencerminkan efisiensi dan profitabilitas dalam mengelola aset dan operasional,” ujarnya. Perusahaan juga mencatat total aset sebesar USD 3,05 miliar dan kas serta setara kas mencapai USD 712,34 juta, masing-masing tumbuh 1,62% dan 8,69% YoY.
PGE optimistis mencapai target kapasitas terpasang mandiri 1 gigawatt (GW) dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Proyek strategis yang tengah digarap antara lain pengembangan Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), co-generation (230 MW), serta eksplorasi Wilayah Kerja Panas Bumi Gunung Tiga. Beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2 pada akhir Juni lalu juga menambah pasokan listrik 55 MW ke jaringan nasional.
Direktur Utama PGE Julfi Hadi menegaskan bahwa panas bumi berperan penting dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 Indonesia. “Kami ingin energi panas bumi memberi manfaat bagi semua, tidak hanya menyediakan listrik tetapi juga mendorong ekonomi sirkular dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” katanya. PGE baru-baru ini meraih delapan penghargaan di ajang Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025.
Saat ini, PGE mengelola kapasitas terpasang panas bumi 1.932 MW, terdiri dari 727 MW yang dioperasikan mandiri dan 1.205 MW bersama mitra, berkontribusi sekitar 70% dari total kapasitas terpasang panas bumi nasional. (nsh)
Photo banner: PLTP Lumut Balai Unit 2 (Sumber: PGE)
