Pertamina siap produksi massal bio-avtur mulai kuartal pertama 2025

Jakarta – PT Pertamina Patra Niaga mengumumkan kesiapan untuk memulai produksi massal bio-avtur atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) pada kuartal pertama 2025, sebagai komitmen Pertamina dalam mendukung dekarbonisasi industri penerbangan dan mewujudkan transisi energi bersih di Indonesia. Bahan baku utama bio-avtur ini akan menggunakan minyak jelantah (used cooking oil/UCO), yang selama ini dianggap sebagai limbah.

“Produksi SAF ini tidak hanya memberikan alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan tetapi juga memanfaatkan sumber daya yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dengan optimal. Kami siap memenuhi kebutuhan industri penerbangan yang terus mengarah pada energi berkelanjutan,” ungkap Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan pada sesi diskusi di ajang COP29 di Baku, Azerbaijan, dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 November.

Pertamina Patra Niaga memanfaatkan minyak goreng bekas sebagai bahan utama dalam produksi bio-avtur, sebuah terobosan yang diharapkan dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan. UCO dikumpulkan dari berbagai industri kuliner serta rumah tangga, yang kemudian diolah menjadi bahan bakar jet ramah lingkungan melalui fasilitas kilang PT Kilang Pertamina Internasional.

“Penggunaan UCO sebagai bahan baku bio-avtur tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga membantu mengurangi emisi hingga 84% dibandingkan bahan bakar jet konvensional. Ini adalah wujud nyata dari komitmen kami untuk menyediakan solusi energi hijau yang lebih baik,” tambah Riva.

Pra-pemasaran dan kemitraan strategis

Produksi awal bio-avtur ini telah dipasarkan secara terbatas di Bali International Air Show pada September 2024, di mana Pertamina Patra Niaga menandatangani sejumlah perjanjian dengan maskapai di Asia Tenggara. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pra-pemasaran sebelum dimulainya produksi massal pada tahun depan.

“Kami sudah menjalin kerjasama dengan beberapa maskapai terkemuka di kawasan Asia Tenggara yang berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon mereka. Kami yakin permintaan SAF akan terus meningkat seiring dengan komitmen industri penerbangan terhadap keberlanjutan,” kata Riva.

Dalam upaya mendukung produksi SAF, Pertamina Patra Niaga akan berperan sebagai hub pengumpulan UCO dari berbagai sumber, mulai dari restoran hingga rumah tangga. Program ini akan memanfaatkan jaringan distribusi Pertamina yang luas di seluruh Indonesia, memungkinkan pengumpulan UCO yang lebih efisien.

“Pengumpulan UCO akan ditingkatkan secara signifikan. Pada 2023, kami berhasil mengumpulkan sekitar 0,3 juta ton UCO, dan kami menargetkan peningkatan hingga 1,5 juta metrik ton per tahun pada 2030,” jelas Riva. Langkah ini juga sejalan dengan inisiatif **Pertamina One Solution**, sebuah program integrasi yang menggabungkan pengumpulan limbah, pengolahan, hingga distribusi bahan bakar ramah lingkungan.

Mendorong transisi energi bersih di industri penerbangan

Dengan produksi bio-avtur ini, Pertamina berharap dapat menjadi pemain utama dalam mendukung dekarbonisasi industri penerbangan, yang merupakan salah satu sektor penyumbang emisi terbesar di dunia. SAF berbasis UCO diharapkan dapat menggantikan bahan bakar jet konvensional yang masih dominan digunakan, sekaligus memberikan dampak positif pada lingkungan.

“Industri penerbangan selama ini menjadi salah satu kontributor utama emisi karbon. Dengan adanya bio-avtur ini, kami memberikan alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Riva.

Ia juga menambahkan bahwa Pertamina berkomitmen untuk terus berinovasi dan memperluas produksi SAF di masa depan.

Pertamina juga menyatakan bahwa produksi massal bio-avtur ini akan menjadi langkah awal menuju ekspansi pasar global, dengan fokus pada pasar internasional yang semakin membutuhkan bahan bakar ramah lingkungan. SAF berbasis UCO yang diproduksi Pertamina diproyeksikan akan menjadi salah satu solusi utama untuk memenuhi permintaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan.

“Kami siap untuk membawa produk SAF kami ke pasar internasional, memberikan kontribusi pada upaya global dalam mengurangi emisi karbon. Dengan teknologi yang telah kami kembangkan, kami optimis dapat bersaing di pasar global,” tutup Riva. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles