
Jakarta – Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam dengar pendapat dengan DPR, Selasa (29/3) menyatakan kemungkinan pembelian minyak mentah dari Rusia. Perseroan sedang menyiapkan proses pembelian secara business to business atau B to B dengan India untuk pembayarannya.
“Kita melihat ada opportunity untuk membeli dari Rusia dengan harga yang lebih baik,” tutur Nicke kepada tanahair.net saat dikonfirmasi. PT Pertamina (Persero) berencana membeli minyak mentah dari Rusia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Menurutnya, peluang harga jual minyak mentah dari Rusia murah terjadi lantaran negara komunis tersebut mendapat banyak sanksi perdagangan dari negara barat. Meski begitu, perusahaan energy nasional ini akan berkoordinasi terlebih dulu dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia. Hal ini untuk memastikan proses pembelian tersebut nantinya tidak akan menimbulkan persoalan politis sepanjang perusahaan yang bekerja sama dengan Pertamina tidak terkena sanksi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, kilang Balongan menjadi lebih fleksibel menggunakan minyak mentah apapun setelah dilakukan perbaikan Sementara kilang sebelum diperbaiki, diakui belum bisa menerima semua jenis minyak mentah dengan sulfur rendah dan mahal. Jadi diharapkan setelah diperbaiki lebih bisa menerima semua jenis minyak.
“Tunggu setelah revamping (perbaikan) kilang di Balongan selesai … Yang paling penting adalah mengubah kualitas produknya. Dengan kita melakukan revamping dari kilang itu. Maka pertanyaan mengenai Rusia bisa terakomodasi karena kilang ini bisa memproses jenis crude. Kalau hari ini terus terang hanya bisa memproses crude dengan sulfur rendah dan ini mahal,” terangnya.
Harga minyak dunia melambung beberapa waktu ke belakang akibat perang Rusia dan Ukraina. Reli harga komoditas terjadi seiring gangguan ekspor yang dihadapi Rusia setelah sejumlah sanksi barat dijatuhkan secara beruntun. (Hartatik)