Pertamina alokasikan 60% capex untuk CCS dan LNG

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di Bloomberg CEO Forum ASEAN yang memaparkan topik “Transformation Today for Impact Tomorrow”, Rabu (6/9). (Foto: Hartatik)

Jakarta – Pertamina akan mengubah tren investasi secara bertahap dari bisnis minyak (bahan bakar) ke bisnis carbon capture storage (CCS) dan gas alam cair (LNG) secara terintegrasi untuk mengurangi emisi karbon, menurut pimpinan perusahaan BUMN tersebut.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan dalam perencanaan jangka panjang, Pertamina akan mengalokasikan sebagian besar investasinya, sekitar 60% hingga 65% untuk pengembangan gas alam cair (LNG) di sektor hulu. Selain itu, Pertamina juga mengalokasikan 15% dari capital expenditure (capex) untuk mengembangkan bisnis nol karbon seperti panas bumi, energi surya, dan angin, yang sangat penting dalam mencapai target net-zero emission.

Menurut Nicke, pengembangan bisnis Pertamina ini untuk mencapai target pemerintah mengurangi emisi karbon dan net zero emission (NZE) 2060. Menurutnya, Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan CO2 sebanyak 400 gigaton, dan pada saat yang sama penting untuk membentuk mekanisme perdagangan karbon agar bisnis penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) menjadi layak secara ekonomi.

“Tujuan utama kami adalah mencapai keamanan dan kemandirian energi. Penting untuk dicatat bahwa meskipun kami terus mengoperasikan aset minyak dan gas, namun kami melakukannya dengan lebih sadar terhadap lingkungan melalui operasional bisnis yang berkelanjutan,” imbuh Nicke.

Pertamina telah memulai beberapa upaya dekarbonisasi untuk mengurangi emisi dari aset bisnis yang ada dan berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 31%. Prestasi ini telah mendorong Pertamina menjadi peringkat kedua secara global tahun 2022 versi JP Morgan, dalam sub-sektor minyak dan gas terintegrasi dalam hal kinerja penerapan Environmental, Social and Governance (ESG).

Nicke menambahkan, gas tetap menjadi bahan bakar transisi yang penting dengan kapasitas energi yang andal. Oleh karena itu, Pertamina berkomitmen untuk mengembangkan industri hulu gas, termasuk hidrogen biru, amonia biru, metanol, dan infrastruktur gas yang diperlukan di seluruh rantai nilai. (Hartatik)

Pertamina mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) melalui injeksi perdana C02 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field, Indramayu, Jawa Barat pada 27 Oktober 2022. (Foto: Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles