Jakarta – Potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia cukup besar. Saat ini pemerintah tengah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), menyasar dua pasar yakni pasar tenaga listrik itu sendiri dan karbon kredit.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam dalam acara Green Economy Indonesia Summit 2022, Rabu (11/5).
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan, pengembangan PLTS di Jawa, yang dikembangkan adalah berbasis factory, roof top, sedangkan luar Jawa berbasis PLTS yang sekarang disiapkan di Kepulauan Riau.
“PLTS di Kepri nantinya dapat digunakan untuk daerah Kepri sendiri, bahkan bisa diekspor ke negara lain,” ungkapnya. Pada kesempatan tersebut, ia mengatakan, potensi energi baru terbarukan cukup besar, yaitu 442 GigaWatt untuk pembangkit listrik.
“Dengan mempunyai PLTS, Indonesia bisa menjual dua produk, yakni listrik dan pasar karbon,” imbuhnya.
Sementara itu, di sektor transportasi, Airlangga mengungkap pemerintah terus mendorong program mandatory biodiesel yang mendukung penurunan energi setara dengan 23,3 juta ton CO2 equivalent. Ia berharap program ini dapat mendorong sektor industri berbasis mobil listrik. Apalagi pemerintah tengah menyiapkan ekosistemnya, mulai dari hulu sampai ke hilir.
“Industri hijau menjadi tujuan utama dimasa transisi energi dan tentunya ini pada akhirnya akan memberikan nilai tambah kepada ekonomi itu sendiri. Selain itu juga dapat menyerap tenaga kerja yang berkeahlian tinggi,” terangnya. (Hartatik)