Pemerintah kurangi subsidi energi, kuota Pertalite dipertahankan sampai 2025

Jakarta – Pemerintah berencana mengurangi anggaran subsidi energi, khususnya untuk bahan bakar minyak (BBM), pada tahun 2025. Pengurangan ini menimbulkan kekhawatiran di masyarakat tentang ketersediaan Pertalite di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Namun, Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas (BPH Migas) memastikan bahwa Pertalite tidak akan hilang dari peredaran. BPH Migas menjelaskan bahwa meskipun ada rencana pengurangan subsidi BBM sebesar Rp 67,1 triliun dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2025, kuota Pertalite masih akan dipertahankan.

“Sesuai yang tercantum dalam surat kepada Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, proyeksi kuota Pertalite tahun 2025 adalah sebesar 31,33 hingga 33,23 juta kiloliter,” ujar Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam keterangan resmi dikutip Selasa, 28 Mei.

Awal Mei 2024, masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkan Pertalite di beberapa SPBU Pertamina. Kejadian ini memicu trending topik “Pertalite hilang dari SPBU” di media sosial. Pertalite merupakan BBM yang paling banyak dibeli masyarakat karena harganya yang relatif lebih murah, yaitu Rp 10.000 per liter.

Kuota penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) untuk Pertalite tahun 2024 ditetapkan sebesar 31,7 juta kiloliter. “Penghitungan kuota menggunakan model statistik regresi dengan data historis konsumsi BBM dan parameter PDB per kapita serta asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2025,” jelas Erika.

Subsidi BBM di APBN hanya diberikan kepada dua jenis, yakni solar dan minyak tanah, sementara Pertalite masuk dalam tagihan kompensasi.

Erika menambahkan, realisasi penyaluran JBT (Jenis BBM Tertentu) selama periode Januari-April 2024 mencapai 5,57 juta kiloliter atau sebesar 30,12 persen dari total kuota JBT yang dialokasikan yaitu sebesar 18,49 juta kiloliter. Rinciannya yaitu minyak solar 5,40 juta kiloliter dan minyak tanah 0,17 juta kiloliter.

“Pencadangan atas kuota merupakan upaya pengendalian yang dilakukan agar pendistribusian tepat sasaran dan tepat volume,” tutup Erika. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles