Jakarta – PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmennya untuk memperkuat pengembangan jaringan gas rumah tangga (jargas) sebagai bagian dari strategi transisi energi menuju net-zero emissions (NZE) pada tahun 2060. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan sumber energi bersih di masyarakat.
Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, menyatakan bahwa Pertamina akan terus mengoptimalkan penggunaan jargas dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) sebagai infrastruktur energi transisi.
“Ke depan, Jargas akan berperan penting dalam konteks transisi energi. Tentunya perlu ada dukungan agar aset jargas berfungsi dan berperan optimal dalam menjalankan transisi energi,” ujar Emma dalam keterangan resmi, Selasa, 2 Juli.
Menurut Emma, jaringan gas yang dikelola oleh Subholding Gas Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), telah berhasil mendorong masyarakat untuk memanfaatkan gas bumi bagi kebutuhan rumah tangga. Selain itu, gas juga telah dimanfaatkan masyarakat untuk transportasi melalui SPBG. Pertamina telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) Non Tunai periode 2021–2023 berupa sarana dan prasarana jargas dan SPBG.
“Dari sisi sambungan jargas, PMN saat ini mencapai 426.385 Sambungan Rumah Tangga (SRT). Sebarannya mayoritas ada di Pulau Jawa dan sebagian lainnya ada di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua,” jelas Emma.
Ia juga menambahkan bahwa PMN telah dimanfaatkan dengan baik untuk penyediaan berbagai layanan energi bagi masyarakat, yang juga memberikan dampak positif bagi peningkatan kinerja Pertamina.
Dengan optimalisasi jargas dan SPBG, Pertamina berharap dapat mempercepat transisi energi bersih dan mencapai target Net Zero Emissions pada tahun 2060, sekaligus memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Indonesia. (Hartatik)