Negara G20 mampu atasi tantangan perubahan iklim: Menteri KLHK

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya memberi sambutan dalam acara Kick Off G20 on Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG), Rabu (2/3).

JAKARTA – Negara-negara yang tergabung dalam forum G20 menguasai sekitar 80 persen perekonomian dunia. Namun negara-negara tersebut juga menghasilkan 80 persen emisi gas rumah kaca global.

“Sebagian besar menghasilkan marine plastic litter. Tapi pada saat yang bersamaan juga merupakan kekuatan untuk menjawab dan mengatasi tantangan tersebut,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya dalam sambutannya dalam acara Kick Off G20 on Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG), Rabu (2/3).

Lebih lanjut, Siti mengatakan, forum G20 merupakan forum yang sangat penting untuk Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bahu membahu, saling mendukung untuk pulih, serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan terutama akibat pandemi Covid-19. Hal ini penting karena negara-negara anggota G20 merupakan kekuatan dunia yang dominan yang tentu saja memiliki kekuatan dan kemampuan menjawab tantangan tersebut.

Agenda EDM-CSWG ini strategis bagi Indonesia dalam Forum G20 untuk menunjukkan kepada dunia, dalam pengelolaan lingkungan dan pengendalian iklim yang berkelanjutan, terutama karena pada tahun 2022 ini Indonesia menjadi Presidensi G20.

“Kita tunjukan bahwa Indonesia memiliki arti bagi dunia, terutama dalam konteks Environment and Climate Sustainability,” imbuhnya.

Ia pun menyebutkan, jika semua keberhasilan kerja sektor lingkungan, kehutanan dan pengendalian perubahan iklim di Indonesia bukan hanya hasil kerja KLHK. Namun juga hasil kerja keras semua pihak dan elemen bangsa. Adapun EDM-CSWG pada presidensi G20 Indonesia kali ini, mengusung tiga isu prioritas yang menjadi fokus pembahasan dari setiap pertemuan yaitu mendukung pemulihan yang berkelanjutan. Lalu peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim dan peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim.

Tiga isu prioritas dan misi-misi utama EDM-CSWG akan dibahas dan dirumuskan menjadi komitmen kolektif G20 melalui adopsi suatu communiqué melalui pembahasan substansi dan elemen dari communiqué yang akan diselenggarakan dalam tiga pertemuan tingkat deputi/direktur jenderal anggota G20 secara berurutan mulai dari di Yogyakarta pada 21 – 24 Maret 2022, Jakarta pada 19 – 21 Juni 2022, dan di Bali pada 29 – 30 Agustus 2022.

“Indonesia memandang sangat penting juga untuk memastikan bahwa komitmen-komitmen tersebut dipenuhi melalui kebijakan dan aksi-aksi nyata. Leading by examples oleh seluruh negara G20 dan akan akan menjadi contoh bagi negara-negara lain,” ujarnya.

Dalam pertemuan EDM-CSWG ini, pemerintah Indonesia juga akan membawa misi penguatan kerjasama global untuk bisa menghasilkan kesepakatan dan aksi nyata terhadap topik-topik EDM. Selain itu, untuk mendukung isu prioritas pada Climate Sustainability Working Group (CSWG) telah dilakukan rangkaian studi sebagai basis pembahasan bagi penyusunan communiqué/deklarasi tingkat menteri. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles