Jakarta – Dalam menghadapi kondisi konflik global yang berdampak pada pengendalian kuota produksi minyak mentah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyerukan kepada masyarakat untuk melakukan penghematan energi.
“Agar kestabilan pasokan tetap terjaga, kita perlu menggaungkan kepada masyarakat untuk melakukan penghematan energi. Jangan gunakan energi apabila tidak perlu, karena kita juga sulit mendapatkannya,” tegas Arifin, Senin, 4 Maret. Ditambahkannya bahwa kesadaran kolektif dalam menggunakan energi dengan bijak sangat penting.
Saat ini, pengendalian produksi minyak oleh negara-negara produsen minyak dunia telah menyebabkan harga minyak kian menguat, mencapai level USD 80 per barel, meningkat dari sebelumnya yang hanya berada di kisaran USD 65-70 per barel. Dalam konteks ini, Arifin menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga harga dan mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu.
“Jadi ini yang perlu kita saling dukung. Pemerintah akan menjaga harga. Di lain sisi, masyarakat juga kami minta untuk melakukan penyelamatan energi,” paparnya.
Pemerintah juga fokus pada upaya menjaga kestabilan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dengan mengoptimalkan cadangan minyak dan gas bumi dalam negeri. Tujuannya adalah mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM. Melalui pemanfaatan teknologi baru dan penemuan cadangan baru, pemerintah berupaya meningkatkan produksi minyak dalam negeri.
“Upaya-upaya untuk menahan laju penurunan produksi sudah kita lakukan. Sekarang malah kita sudah akan melangkah lebih jauh, yaitu bagaimana meningkatkan kembali produksinya. Kita berharap banyak dengan output yang semaksimal mungkin bisa dihasilkan dari Blok Cepu,” ungkap Arifin.
Selain itu, Arifin juga menyebutkan beberapa lapangan migas lainnya seperti Blok Rokan, Masela, dan Train Tangguh 3 sebagai potensi untuk meningkatkan produksi migas dalam negeri. Pengujian sedang dilakukan di Blok Rokan untuk mendapatkan minyak dari lapisan yang paling dalam dengan target produksi mencapai 1 juta barel.
Di sektor gas, terlihat adanya harapan peningkatan produksi dengan beroperasinya Train Tangguh 3 di BP dan eksekusi proyek Masela yang sebelumnya tertunda. Semua langkah ini diambil dalam rangka memastikan ketersediaan energi bagi kebutuhan domestik serta untuk mengantisipasi ancaman krisis energi global yang mungkin terjadi di masa depan.
Dalam kesempatan yang sama, Arifin Tasrif juga menyampaikan pentingnya peran masyarakat dalam upaya penghematan energi. Dengan kesadaran bersama dan tindakan konkret, diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan energi yang kompleks dan mencapai keberlanjutan energi yang berkelanjutan. (Hartatik)