Jakarta – Fenomena La Niña diperkirakan mendominasi akhir tahun 2024, membawa potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak dari peningkatan curah hujan yang signifikan, terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa fenomena La Niña kali ini dapat memperkuat dinamika atmosfer yang sudah aktif, sehingga curah hujan di beberapa wilayah Tanah Air akan mengalami lonjakan drastis.
“Fenomena La Nina telah terkonfirmasi dan diperkirakan meningkatkan curah hujan hingga 40 persen di beberapa wilayah. Efek ini semakin terasa seiring dengan masuknya puncak musim hujan,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, Selasa, 3 Desember.
BMKG mencatat bahwa lebih dari 300 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, atau sekitar 43 persen dari total wilayah, berada dalam fase puncak musim hujan pada November hingga Desember 2024. Daerah-daerah seperti pesisir selatan Jawa, sebagian besar Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi menjadi wilayah yang paling berisiko menghadapi cuaca ekstrem.
“Curah hujan dengan intensitas tinggi lebih dari 200 mm per bulan diprediksi akan terjadi selama Desember 2024. Kondisi ini membawa risiko banjir, tanah longsor, dan banjir bandang, terutama di wilayah-wilayah rawan,” tambahnya.
Selain La Niña, BMKG juga mengidentifikasi pengaruh gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) dan cold surge (angin dingin dari Asia) yang dapat memicu peningkatan intensitas hujan dan gelombang tinggi di perairan.
Ancaman bencana hidrometeorologi dan dampaknya
BMKG menekankan bahwa potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor harus menjadi perhatian serius. Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menyebutkan bahwa intensitas hujan akan memuncak pada Desember 2024 hingga Januari 2025, dengan periode risiko tertinggi menjelang Natal.
“Puncak musim hujan akan berlangsung hingga Februari 2025 di sebagian besar wilayah, dengan ancaman cuaca ekstrem yang cukup signifikan pada akhir tahun ini,” ujarnya.
Tidak hanya daratan, laut juga menjadi area yang perlu diwaspadai. Fenomena cold surge yang biasa terjadi selama La Niña berpotensi memicu gelombang tinggi hingga empat meter di beberapa perairan Indonesia. BMKG meminta operator pelayaran, nelayan, dan penyelenggara penyeberangan untuk berhati-hati terhadap perubahan cuaca mendadak.
Dengan meningkatnya aktivitas atmosfer akhir tahun ini, BMKG berharap masyarakat dan pemerintah daerah dapat bekerja sama untuk memastikan keselamatan dan kelancaran aktivitas selama periode Natal dan Tahun Baru 2024/2025. (Hartatik)