Jakarta – Sebuah konsorsium perusahaan-perusahaan Inggris, termasuk perusahaan tambang raksasa Glencore, akan menginvestasikan sekitar USD 9 miliar di sektor pertambangan dan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia, demikian dilaporankan. Investasi ini dilakukan karena Indonesia, yang dikenal memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, mengundang perusahaan-perusahaan multinasional dan mengembangkan industri hilir yang dapat memproduksi baterai dan kendaraan untuk produsen mobil listrik besar di seluruh dunia.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia tidak memberikan rincian rinci mengenai investasi milyaran dolar tersebut, namun menyebutkan bahwa investasi tersebut akan diarahkan ke sebuah kawasan industri di wilayah Bantaeng, Sulawesi, demikian Reuters melaporkan akhir Mei. Kawasan industri ini akan ditenagai oleh energi angin dan akan selesai dibangun pada bulan September. Konsorsium ini terdiri dari Glencore, perusahaan tambang negara Aneka Tambang, perusahaan material Umicore, dan perusahaan energi Envision Group, seperti yang telah dikonfirmasi oleh Kementerian ESDM.
Envision dan Aneka Tambang belum menanggapi permintaan konfirmasi dari Reuters. Glencore, ketika dihubungi, menyatakan bahwa mereka tidak mengomentari rumor, sementara Umicore menolak berkomentar.
Pada tahun 2020, Indonesia melarang ekspor bijih nikel yang belum diproses untuk memastikan pasokan yang stabil bagi investor yang sudah ada dan investor potensial. Langkah ini merupakan bagian dari strategi negara untuk menarik produsen mobil listrik global seperti Tesla dan BYD Group dari China. (nsh)