Kepresidenan COP30 mengeluarkan surat keempat, jabarkan visi aksi dan implementasi iklim

Presiden terpilih COP30, André Corrêa do Lago. 20 Juni 2025. (Tangkapan layar UNFCCC webcast)

Jakarta – Kepresidenan COP30 Brasil mengeluarkan surat keempat pada hari Jumat, 20 Juni, yang menjabarkan struktur terperinci untuk pertemuan iklim PBB yang “berorientasi pada solusi” di Belém pada bulan November mendatang, dengan penekanan kuat pada implementasi Global Stocktake (GST).

Berbicara dalam sebuah konferensi pers di sela-sela pembicaraan iklim di Bonn pada hari Jumat, 20 Juni, Duta Besar yang ditunjuk oleh Presiden COP30, André Corrêa do Lago, mengatakan bahwa agenda aksi akan berpusat pada enam “sumbu” tematik atau paviliun yang bertujuan untuk mempercepat aksi iklim di dunia. Hal ini mencakup: transisi energi, pengelolaan hutan dan keanekaragaman hayati, transformasi sistem pangan, infrastruktur yang tangguh, pembangunan sosial, dan pemungkin lintas sektoral seperti keuangan dan teknologi.

“Kami ingin ini menjadi COP solusi, COP implementasi,” ujar Corrêa do Lago, dengan menekankan bahwa agenda ini dibangun di atas momentum kepresidenan sebelumnya sembari mengefektifkan upaya-upaya untuk memberdayakan para aktor non-pemerintah. “Kita hanya memiliki sedikit waktu untuk melakukan hal yang benar – dan kita sudah tahu apa yang benar itu.”

Ana Toni, Direktur Eksekutif COP30, menambahkan bahwa GST harus diperlakukan sebagai semacam “NDC global” – sebuah arahan umum yang dapat digunakan oleh semua pihak, mulai dari sektor swasta hingga masyarakat adat, untuk menyelaraskan tindakan mereka. “Kami percaya bahwa semua orang dapat berkontribusi,” ujarnya.

Surat tersebut menetapkan 30 tujuan utama di enam tema dan bertujuan untuk menghubungkan inisiatif iklim yang ada dengan temuan GST. Dan Ioschpe dan Nigar Arpadarai, masing-masing sebagai Juara Iklim untuk COP30 dan COP29, menekankan pentingnya koordinasi dan kesinambungan di antara kepresidenan, dengan mengatakan bahwa inisiatif ini mencerminkan pendekatan “seluruh masyarakat”.

Ketika ditanya apakah kepresidenan akan mendorong bahasa yang lebih kuat mengenai penghapusan bahan bakar fosil, Corrêa do Lago mengatakan bahwa agenda aksi ini dirancang untuk membangun konsensus untuk menyatukan, bukan memecah belah, para pemangku kepentingan. “Kami memilih tema-tema yang sudah memiliki konsensus,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa kepresidenan tidak ingin agenda aksi ini menjadi ruang negosiasi baru.

Mengenai masalah logistik seputar lokasi KTT COP30 di Belém, Corrêa do Lago memahami kekhawatiran para peserta dan mengakui bahwa diperlukan lebih banyak komunikasi. Ia meyakinkan bahwa pemerintah Brasil sedang melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan semua peserta merasa nyaman dan disambut dengan baik. “Kami mengadakan COP di sebuah kota yang tidak dirancang untuk acara-acara besar,” katanya. “Tetapi kami ingin orang-orang mengalami realitas tantangan, bukannya terlepas dari tantangan tersebut.”

Surat keempat dan agenda lengkapnya dapat diakses di sini. (nsh)

Foto banner: Konferensi pers COP30, 20 Juni 2025. (Tangkapan layar UNFCCC webcast)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles