Jakarta – Semua korban semburan lumpur PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) yang sempat menjalani perawatan intensif di RSUD Panyabungan, Mandailing Natal, sudah diperbolehkan pulang.
Kepala desa Sibanggor Julu, Mandailing Natal, Awaluddin mengatakan kepada tanahair.net Rabu (27/4) bahwa semua warga sudah kembali ke rumah masing-masing dan semburan lumpur yang sebelumnya membanjiri area persawahan penduduk telah berhenti.
“Kami masih belum merasa aman, karena ini sudah kejadian keempat dalam setahun terakhir. Perusahaan belum mengupayakan keamanan dengan baik. Kami kuatir kejadian ini masih akan berulang lagi,” ujar Awaluddin.
Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi well kick atau masuknya fluida formasi kedalam lubang bor saat PT SMGP melakukan pengeboran di sumur T-12 pada hari Minggu. Duapuluh satu orang sempat dilarikan ke rumah sakit setelah penduduk yang sedang bekerja di persawahan dekat lokasi proyek panas bumi tersebut mengalami muntah dan pingsan, menyusul terjadinya semburan lumpur panas disertai gas beracun pada hari Minggu pagi.
Head of Corporate Communications PT SMGP, Yani Siskartika mengatakan bahwa perusahaan “berkomitmen untuk selalu memberikan dukungan kepada masyarakat termasuk memberikan bantuan kesehatan bagi masyarakat setempat,” katanya dalam rilis tertulis, Selasa (26/4). Perusahaan mengatakan bahwa penanganan dan pengamanan lokasi pengeboran terus dilanjutkan untuk memastikan sumur benar-benar dalam keadaan aman dan menghilangkan potensi well kick.
SMGP meminta dukungan dari Pemda dan masyarakat untuk memberi waktu dalam melakukan penanganan lanjutan, demi keamanan masyarakat, pekerja serta lingkungan. “Untuk sementara, SMGP menghentikan kegiatan pengeboran dan uji alir sumur,” imbuhnya.
Saat ini, tim Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM bekerja sama dengan tim SMGP dan Polda Sumatera Utara sedang melakukan investigasi untuk mencari penyebab utama dari well kick.
SMGP juga menyesalkan insiden pemukulan dan penjarahan oleh oknum warga yang terjadi pada Minggu di lokasi proyek yang dapat membahayakan pekerja mereka, dan berdampak pada jadwal operasi komersial yang telah ditetapkan. SMGP mengecam segala tindakan dan perilaku kekerasan dan berharap agar warga sekitar tetap tenang dan terus bekerja sama dalam menciptakan suasana yang kondusif.
Proyek Panas Bumi Sorik Marapi unit 2 dengan kapasitas 45 Megawatt baru-baru ini mulai beroperasi secara komersial setelah menyelesaikan uji Unit Rated Capacity (URC), menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Proyek ini menargetkan pengembangan total 240 MW setelah studi kelayakan, disetujui oleh Kementerian ESDM dan kontrak penjualan dengan PLN. Perusahaan (PLN).
Commercial Operation Date (COD) unit tersebut tertunda sekitar 18 bulan dari target Desember 2020, menyusul kecelakaan tak terduga yang menyebabkan korban jiwa. Menurut catatan Jatam, kejadian terakhir ini merupakan kecelakaan keempat dalam dua tahun terakhir yang berkaitan dengan perusahaan. Pada 25 Januari 2021, lima orang meninggal dan sedikitnya 49 orang dirawat di rumah sakit. (Hartatik/nsh)