Jakarta – Dalam upaya mengurangi emisi karbon dan memperkuat komitmen lingkungan, pemerintah Indonesia menargetkan cekungan Sunda Asri dan Bintuni sebagai pusat utama penyimpanan emisi karbon di kawasan Asia Timur dan Australia. Implementasi carbon capture and storage (CCS) dan carbon capture utilization and storage (CCUS) diharapkan dapat dimulai antara tahun 2026 hingga 2030.
Direktur Pembinaan Program Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ariana Soemanto mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia memiliki sekitar 15 proyek potensial CCS/CCUS.
“Dua cekungan yang sedang didorong Pemerintah untuk dijadikan CCS Hub di wilayah Asia Timur dan Australia yaitu cekungan Sunda Asri dan cekungan Bintuni,” kata Ariana dalam keterangan resmi, dikutip Senin, 8 Juli.
Ariana menjelaskan bahwa terdapat dua skema dalam penerapan CCS di Indonesia. Skema pertama adalah penyelenggaraan CCS berdasarkan Kontrak Kerja Sama Migas, di mana rencana kegiatan CCS dapat diusulkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama dalam POD I maupun POD lanjutan atau revisinya.
Skema kedua adalah pengembangan CCS sebagai usaha tersendiri melalui Izin Eksplorasi Zona Target Injeksi dan Izin Operasi Penyimpanan Karbon. Untuk mendukung pengembangan CCS/CCUS, pemerintah telah mengimplementasikan berbagai kebijakan. Salah satunya adalah pembentukan CCS/CCUS National Centre of Excellence bekerja sama dengan lembaga penelitian dan universitas. Selain itu, pemerintah juga memperkuat kerja sama internasional di bidang CCS/CCUS serta menyusun regulasi dan kebijakan turunan yang relevan.
“Saat ini, telah terbit Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 tahun 2023 dan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 14 tahun 2024 yang menjadi landasan hukum kuat untuk pengembangan dan penerapan penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di Indonesia,” ungkap Ariana.
Indonesia sendiri, dikenal memiliki cekungan sedimen terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan potensi sumber daya penyimpanan karbon di 20 cekungan yang memiliki kapasitas 573 Giga ton Saline Aquifer dan 4,8 Giga Ton depleted oil and gas reservoir. Potensi ini tersebar di berbagai wilayah di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, menjadikan Indonesia sebagai kandidat utama dalam pengembangan proyek CCS/CCUS di Asia Tenggara. (Hartatik)