Jakarta – Institute for Essential Services Reform (IESR) menyatakan bahwa pengembangan hidrogen hijau adalah langkah penting dalam membangun masa depan energi yang berkelanjutan di Indonesia. Analis Senior IESR, Farid Wijaya menyoroti beberapa manfaat besar dari penggunaan hidrogen hijau yang telah diungkapkan dalam studi mereka.
Hidrogen hijau adalah hidrogen yang diproduksi lewat elektrolisis air menggunakan listrik yang dibangkitkan dari sumber terbarukan. “Hidrogen hijau tidak hanya menguatkan ketahanan energi nasional, tetapi juga mendukung akselerasi dekarbonisasi dan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Farid dalam keterangan tertulis.
Farid mengungkapkan bahwa hasil studi IESR bersama Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah mengungkap beberapa manfaat signifikan dari penggunaan hidrogen hijau. Selain meningkatkan suplai listrik dan pemerataan energi terbarukan, hidrogen hijau juga dianggap sebagai alternatif yang efisien untuk penggantu bahan bakar fosil.
“Hidrogen hijau memiliki kelebihan dalam hal densitas energi, yang setara dengan bahan bakar minyak (BBM), tetapi dengan dampak lingkungan yang jauh lebih rendah,” tambahnya.
Farid menekankan bahwa produksi hidrogen hijau juga ramah lingkungan, terutama jika menggunakan metode elektrolisis untuk memisahkan hidrogen dari air. Proses ini tidak meninggalkan jejak emisi gas rumah kaca atau polusi udara.
Indonesia, dengan potensi energi terbarukan sebesar 3.686 Gigawatt, memiliki kapasitas yang besar untuk memproduksi hidrogen hijau.
“Ini menciptakan peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan membuka pasar baru di industri dunia,” jelas Farid.
Namun, untuk memastikan penggunaan hidrogen hijau berjalan lancar, langkah-langkah strategis diperlukan. Termasuk standarisasi dan sertifikasi, kebijakan regulasi yang mendukung, akses sumber daya, teknologi, pasar potensial, dan dukungan finansial.
“Dengan pendekatan yang komprehensif dan dukungan yang tepat, hidrogen hijau memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung energi berkelanjutan di masa depan Indonesia,” pungkas Farid.
Pernyataan dari IESR ini menyoroti pentingnya fokus pada solusi energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. (Hartatik)